TEMPO.CO,BEIJING—Parlemen Cina, Kamis, 14 Maret 2013, secara resmi memilih Xi Jinping sebagai presiden negara tersebut. Sekitar 3.000 anggota Kongres Rakyat Nasional Cina memberikan suara mereka di Balai Rakyat Agung di Beijing.
Seperti yang sudah diperkirakan, Xi menerima 2.952 suara dalam seremoni tersebut. Hanya satu suara yang menolak dan tiga suara abstain. Ini berarti Xi meraih 99,86 persen suara. “Saya umumkan kamerad Xi Jinping terpilih sebagai Presiden Republik Rakyat Cina," kata Liu Yunshan, pemimpin proses pemilihan.
Sejatinya kepemimpinan Xi di Negeri Tirai Bambu telah berlangsung sejak empat bulan lalu, saat pria 59 tahun ini didapuk sebagai Ketua Partai Komunis. Namun jabatan sebagai kepala negara tentu akan meningkatkan posisi Xi di depan publik Cina dan internasional.
Apalagi sempat beredar kabar posisi Xi sebagai calon presiden terancam. Rupanya Jiang Zemin, bekas pemimpin Cina yang masih memiliki kekuatan besar, meragukan sosok Xi. Jemin dikabarkan sempat memilih kandidat lain sebagai calon presiden.
Tapi Xi membuktikan dirinya mampu bertahan. Untuk merebut kembali kepercayaan tujuh anggota utama Politbiro, Xi berhasil menguasai badan militer utama Cina, Komisi Militer Pusat. Kondisi ini lebih menguntungkan dibanding Hu Jintao, yang terus dibayangi oleh kekuasaan Jiang Zemin pada 2003.
“Dalam sejarah Cina, baru kali ini ada tokoh yang berhasil menguasai kekuasaan dalam waktu cepat,” kata Willy Lam, pakar politik Universitas Cina di Hong Kong.
Adapun posisi wakil presiden diampu oleh Li Yuanchao. Meski tidak menjabat posisi penting dalam Politbiro Partai Komunis, karib Xi ini dikenal sebagai tokoh reformis. Pria 61 tahun ini pernah mendesak reformasi dalam pemilihan pejabat Partai Komunis dan mendengarkan pendapat rakyat sebelum mengambil kebijakan.
Pergantian kekuasaan di Cina selama satu dekade terakhir pun akan diakhiri dengan penunjukan Li Keqiang sebagai Perdana Menteri hari ini, menggantikan Wen Jiabao.
Tantangan yang akan dihadapi oleh Xi dalam 10 tahun mendatang cukup besar. Putra salah satu pemimpin revolusi Cina ini menghadapi ancaman melemahnya perekonomian yang disertai peningkatan korupsi di kalangan pejabat Cina. Ia juga akan menemui kendala kesenjangan kemakmuran di antara rakyat Cina. Masalah ini hanya dapat diselesaikan melalui reformasi politik dan birokrasi.
Xi dikabarkan menghabiskan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan masa kepresidenannya. Ia bahkan dilaporkan mempersiapkan istrinya, Peng Liyuan, untuk berperan aktif dalam hubungan luar negeri. Sebagai penyanyi legendaris Cina, Xi berharap sang istri dapat mengubah wajah garang Cina menjadi lebih lembut dalam diplomasi internasional.
Namun tantangan terberatnya adalah terkait dengan pemberantasan korupsi. Walau Xi sudah gembar-gembor akan memerangi korupsi hingga ke akar-akarnya, banyak pihak yang merasa skeptis. Pasalnya, tulisan investigasi Bloomberg melaporkan keluarga Xi memiliki aset senilai ratusan juta dolar dari bisnis yang dijalankan. Meski tidak muncul dugaan korupsi, banyak yang menilai Xi tidak akan mengubah sistem yang menguntungkan keluarganya sendiri.
L CHANNEL NEWS ASIA | AP | BBC | FINANCIAL TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita Terpopuler:
Siapa Jorge Bergoglio, Sri Paus yang Baru?
Jorge Mario Bergoglio Terpilih Sebagai Paus Baru
Paus Baru Terbang ke Roma dengan Tiket Ekonomi
Alasan Jorge Bergoglio Pakai Nama Paus Francis
Dari Afganistan, Scola Dijagokan sebagai Paus Baru
Paus Francis Menelepon Benedictus Usai Terpilih
Sauna Kaum Penyuka Sesama Jenis di Vatikan?
Bergoglio Menjadi Paus, Argentina Bersukacita
Asap Putih Mengepul, Paus Baru Terpilih