Thailand Dituding Tembaki Pengungsi Rohingya

Reporter

Editor

Natalia Santi

Rabu, 13 Maret 2013 22:10 WIB

Pengungsi etnis Rohingya di perahu menuju tempat pengungsian di Bangladesh. AP/Anurup Titu/

TEMPO.CO, New York -- Aktivis hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) menuding pemerintah Thailand menembaki pengungsi Rohingya yang mereka tangkap pada 22 Februari lalu. Akibatnya, dua orang tewas. Brad Adams, Direktur Asia Human Rights Watch, mendesak pemerintah Thailand untuk menyelidiki kasus tersebut.



Tuduhan itu langsung dibantah oleh pemerintah Thailand. “Komandan Angkatan Laut yang bertanggung jawab di wilayah itu membantah laporan tersebut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Manasvi Srisodapol, kemarin. “Tidak ada alasan untuk menembak atau melukai warga Rohingya.”



HRW melaporkan bahwa insiden terjadi di Distrik Kuraburi, Provinsi Phang Nga sebelah selatan. Menurut warga Rohingya yang selamat, pada Rabu pagi, 20 Februari 2013, nelayan Thailand membantu perahu mereka yang terbawa arus karena kehabisan bahan bakar di lepas pantai Pulau Surin, Provinsi Phang Nga.


Advertising
Advertising


Keesokan harinya, kapal patroli Thailand menarik perahu mereka ke Distrik Kuraburi, Provinsi Phang Nga. Menurut warga dan etnis Rohingya yang selamat, pelaut Thailand itu membagi penumpang yang berjumlah 130 orang ke dalam kelompok yang lebih kecil. Ketika kelompok pertama yang terdiri atas 20 orang digiring ke dalam perahu yang lebih kecil, beberapa di antaranya langsung panik dan melompat ke dalam laut.



“Personel Angkatan Laut menembak ke udara tiga kali dan memerintahkan kami untuk tidak bergerak,” kata salah seorang warga Rohingya kepada Human Rights Watch. “Tapi kami panik dan melompat dari perahu. Mereka lalu menembaki kami di dalam air.”



Konflik etnis dengan warga Buddha di Myanmar membuat warga etnis Rohingya melarikan diri ke beberapa negara. Cina, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Australia kerap menjadi negara tujuan. PBB mencatat etnis paling tertindas di dunia ini memiliki populasi sekitar 800 ribu jiwa. Myanmar menilai mereka sebagai pendatang ilegal dari Bangladesh, sedangkan Bangladesh tak mengakui mereka sebagai warga negara.



CNA | HRW | NATALIA SANTI

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya