Inggris Minta Argentina Hormati Hasil Referendum

Reporter

Editor

Abdul Manan

Rabu, 13 Maret 2013 18:25 WIB

Presiden Argentina Cristina Fernandez berdiri di depan peta Kepulauan Falklands di Istana Pemerintahan di Buenos Aires, Argentina, Selasa (7/2). AP/Eduardo Di Baia

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris David Cameron mendesak Argentina untuk menghormati keinginan warga Kepulauan Falkland yang ingin tetap menjadi bagian dari Inggris.

Sebanyak 99,8 persen dari pemilih yang berada di kepulauan di Atlantik Selatan yang disengketakan Inggris dan Argentina itu mengatakan tetap ingin menjadi bagian dari Inggris. Hanya tiga dari 1.517 suara yang mengatakan "tidak".

Warga di kepulauan itu menggelar referendum Sabtu-Ahad lalu, 9-10 Maret 2013, menanggapi kerapnya Presiden Argentina Cristina Kirchner menyuarakan masalah kedaulatan negaranya.

Argentina menolak referendum itu dan tidak akan mempengaruhi klaimnya terhadap Falklands, yang gagal direbut dari Inggris dalam perang singkat tapi berdarah pada tahun 1982. Argentina menyebut daerah itu sebagai Las Malvinas.

Amerika Serikat mengatakan sudah mencatat pemilihan itu, namun menolak untuk berpihak dalam sengketa wilayah tersebut. "Para penduduk telah jelas menyatakan preferensi mereka untuk melanjutkan hubungan dengan Inggris," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland.

"Seperti disampaikan, kami jelas mengakui bahwa ada perebutan klaim atas daerah itu dan posisi formal kami belum berubah. Kami mengakui bahwa secara de facto kepulauan itu dalam administrasi Inggris. Tapi kami tidak mengambil posisi pada klaim kedaulatan (oleh Argentina)."

"Warga Falkland tidak bisa berbicara lebih jelas dari itu. Mereka ingin tetap menjadi bagian dari Inggris dan pandangan ini harus dihormati oleh semua orang, termasuk oleh Argentina," kata David Cameron.

Ia kemudian menelepon Ketua DPR Falkland dan mengucapkan selamat atas hasil referendum. Dia juga memperingatkan jika ada tindakan militer oleh Argentina pasca-referendum itu. "Orang-orang harus tahu kita akan selalu berada di sana untuk membela mereka," katanya.

Pengamat internasional dari Kanada, Cile, Meksiko, Selandia Baru, Paraguay, Amerika Serikat, dan Uruguay, yang memantau pelaksanaan referendum selama dua hari itu, menyatakan, pelaksanaan pemilihan suara berlangsung "bebas dan adil".

Namun Argentina berkeras bahwa referendum itu tidak ada artinya. Alicia Castro, Duta Besar Argentina di London, menyebut referendum itu sebagai "taktik" untuk mengurangi kelemahan klaim Inggris atas kepulauan itu.

"Ini hasil yang sangat diprediksi karena penduduk Malvinas saat ini adalah orang Inggris. Tapi, wilayah di mana mereka tinggal bukan (Inggris)," katanya. Dia sebelumnya menyebut referendum itu sebagai "manuver yang tak memiliki dasar hukum".

THE AUSTRALIAN | ABDUL MANAN

Berita terkait

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

9 Oktober 2017

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

Inggris telah melakukan persiapan militer untuk menghadapi kemungkinan Perang Dunia III?yang dipicu?Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

22 September 2017

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

Inggris tantang wisatawan bernyali untuk berburu hantu di
/>
penjara paling angker, Shepton Mallet.

Baca Selengkapnya

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

20 Agustus 2017

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

Beberapa orang di Inggris benar-benar berpikir bahwa menara jam Big Ben akan diganti namanya menjadi Massive Mohammed.

Baca Selengkapnya

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

4 Agustus 2017

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

Rtu Elizabeth II meminum alkohol sejak sebelum makan siang

Baca Selengkapnya

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

29 Juli 2017

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

Charlie Gard, bayi usia 11 bulan yang telah menyedot perhatian sejumlah pemimpin dunia dan masyarakat internasional akhirnya meninggal

Baca Selengkapnya

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

27 Juli 2017

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

Pengalaman sebagai pilot helikopter ambulans membuat Pangeran William sangat peduli pada kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

22 Juli 2017

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.

Baca Selengkapnya

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

21 Juli 2017

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

Sebuah keluarga Inggris mengklaim diusir dari sebuah pesawat karena sang ayah memiliki tato di wajah.

Baca Selengkapnya

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

17 Juli 2017

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

Davis direncanakan bertemu negosiator Brexit dari Uni, Eropa Michel Barnier, dalam perundingan yang berlangsung selama empat hari di Brussels.

Baca Selengkapnya

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

7 Juli 2017

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

Seorang nenek di Inggris mendedikasikan tubuhnya dengan 20 tatto bergambar pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

Baca Selengkapnya