TEMPO.CO, Strasbourg - Presiden Israel Shimon Peres mendesak Uni Eropa untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran terkait program pengembangan rudal balistik serta mengekang ambisinya untuk pengembangan nuklir. Hal ini disampaikan Peres dalam pidato di depan anggota Parlemen Eropa, Selasa, 12 Maret 2013.
Peraih Nobel Perdamaian ini berusaha untuk membujuk anggota parlemen Eropa untuk bertindak cepat terhadap Iran, yang dianggapnya sebagai ancaman nyata. Peres juga meminta Eropa mengkhawatirkan pengembangan kemampuan balistik Iran, yang bisa digunakan untuk membawa nuklir.
"Iran membangun rudal jarak jauh yang dilengkapi hulu ledak nuklir. Hal ini dapat mencapai penjuru dunia, termasuk Eropa," kata Peres. "Selain mengendalikan produksi pengayaan uranium, ada kebutuhan juga untuk mengontrol penyalurannya."
Israel mengancam untuk membom instalasi nuklir Iran jika upaya diplomatik internasional gagal untuk mengekang program nuklirnya. Iran bertahan dengan sikapnya dan menyebut pembangunan nuklir itu untuk tujuan damai.
Uni Eropa, yang mengawasi diplomasi dengan Iran atas nama enam kekuatan dunia, telah menerapkan larangan ekspor bahan yang berkaitan dengan program-program militer dan balistik ke Iran.
Peres, yang pernah menjadi perdana menteri Israel, juga berusaha untuk meyakinkan Eropa bahwa pemilu di Israel 22 Januari lalu dan pemerintah baru di Tel Aviv akan membuka jalan bagi dimulainya kembali perundingan perdamaian dengan Palestina, yang macet sejak 2010.
Peres juga berusaha meredam kekhawatiran Eropa atas kebijakan pembangunan pemukiman baru Israel di Tepi Barat, yang sebelumnya dikecam Eropa dan negara dunia lainnya karena dinilai ilegal berdasarkan hukum internasional.
REUTERS | ABDUL MANAN
Berita terkait
Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika
15 Oktober 2017
Iran megklaim memiliki Ayah Semua Bom yang lebih besar dan lebih berbahaya dibanding dengan bom milik Amerika, Ibu Semua Bom.
Baca SelengkapnyaEks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik
10 Oktober 2017
Iran Human Rights melaporkan aparat Iran yang melarang mantan Presiden Muhammad Khatami tampil di depan publik selama tiga bulan .
Baca SelengkapnyaTolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika
4 Oktober 2017
Juara catur Iran, Dorsa Derakhshani bergabung dengan Federasi Catur Amerika Serikat karena menolak mengenalkan jilbab.
Baca SelengkapnyaIran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman
30 Agustus 2017
Iran, pendukung milisi Syiah, Houthi, menuding Arab Saudi mendukung kelompok teroris dalam perang di Yaman.
Baca SelengkapnyaApple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store
27 Agustus 2017
Menteri Telekomunikasi Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa Apple harus menghormati konsumen Iran.
Baca SelengkapnyaParlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir
16 Agustus 2017
Parlemen Iran menyetujui penambahan anggaran negara usulan pemerintah untuk meningkatkan program rudal nuklir.
Baca SelengkapnyaIran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang
10 Agustus 2017
Aparat Iran menangkap peserta pesta setelah mereka mengunggah video acara tersebut ke sosial media
Baca SelengkapnyaAjarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran
10 Agustus 2017
Perempuan Iran dilarang menari di hadapan pria yang bukan keluarganya
Baca SelengkapnyaDituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait
21 Juli 2017
Pemerintah Kuwait secara resmi telah menutup misi diplomatik Iran untuk urusan budaya serta mengusir 15 diplomat dari negara itu.
Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan
17 Juli 2017
Hossein Fereydoun, adik Presiden Iran Hassan Rouhani, ditahan atas tuduhan korupsi.
Baca Selengkapnya