Kompetisi Mencari Pengganti Chavez Dimulai

Reporter

Editor

Abdul Manan

Rabu, 13 Maret 2013 08:23 WIB

Nicolas Maduro. REUTERS/Miraflores Palace/Handout

TEMPO.CO, Caracas - Dua calon Presiden Venezuela, yang kelak akan menggantikan Hugo Chavez, memulai kampanye awalnya untuk pemilihan presiden 14 April. Nicholas Maduro maju sebagai calon dari Partai Sosialis Bersatu, Henrique Capriles dari oposisi. Dalam pidatonya, kedua kandidat sudah saling menyerang secara pribadi.

Seperti sudah diduga, Maduro memanfaatkan kedekatannya dengan Chavez. "Saya bukan Chavez, tapi saya anaknya," kata Maduro di depan ribuan massa pendukungnya saat ia secara resmi menyerahkan surat pencalonannya kepada Komisi Pemilu, Senin 11 Maret 2013. Maduro datang sendiri ke Komisi Pemilihan Umum, sedangkan Chapriles mengirimkan perwakilannya untuk menyerahkan pendaftarannya.

Chavez, sebelum operasi kanker keempat dan terakhirnya Desember lalu, sempat menyampaikan keinginannya secara terbuka bahwa ia ingin Maduro, yang menjadi kandidat Partai Sosialis, untuk menggantikannya jika ia meninggal. Maduro juga bersumpah untuk melanjutkan kebijakan radikal guru politiknya itu di Amerika Selatan, termasuk penggunaan pendapatan minyak untuk program sosial.

"Nicolas, saya tidak akan memberi Anda jalan yang mudah... Anda bukan Chavez," kata Capriles dalam pidato agresifnya, Ahad, 10 Maret malam. Capriles adalah penantang Chaves dalam pemilihan presiden Oktober 2012 dan kalah tipis--ia memperoleh 44 suara. Dia juga menuduh Maduro berbohong soal kesehatan Chaves, dengan mengecilkan penyakitnya sementara ia menyiapkan pencalonannya.

Selain memanfaatkan sentimen Chavismo, Maduro secara tak langsung juga menyinggung orientasi seksual saingan politiknya itu dalam pidato Senin itu. "Seperti kamu tahu, saya memiliki istri," kata dia kepada kerumunan massa pendukungnya, dengan Cilia Flores istrinya di sisinya. Cilia adalah Jaksa Agung Venezuela yang mengundurkan diri dan bergabung dalam kampanye suaminya.

Capriles, keturunan Yahudi Polandia dari sisi ibunya, sering menjadi korban penghinaan rasis dari pendukung Chavez tahun lalu. Meskipun melajang, Capriles diketahui memiliki sejumlah teman kencan di masa lalu. Dia mencemooh penghinaan pribadi seperti itu dan menyebutnya sebagai pola pikir agresif pendukung pemerintah.

Bagi oposisi, kampanye dalam waktu sebulan untuk mengalahkan Maduro bukan tugas yang mudah. Dua jajak pendapat yang dilakukan sebelum kematian Chavez juga menempatkan perolehan Maduro memimpin lebih dari 10 persen.

"Pemerintah ingin membuat rakyat Venezuela berpikir adalah mustahil (oposisi) memenangkan pemilu ini ... Mr. Maduro, silakan gunakan dan salahgunakan semua kekuatan sesukanya... kami tidak akan bertekuk berlutut," kata pemimpin oposisi terkemuka, Leopoldo Lopez, yang juga Wali Kota Chacao, Caracas.

REUTERS| ABDUL MANAN

Berita terkait

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

6 Juli 2017

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka

Baca Selengkapnya

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

5 Juli 2017

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.

Baca Selengkapnya

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

29 Juni 2017

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.

Baca Selengkapnya

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

28 Juni 2017

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.

Baca Selengkapnya

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

28 Juni 2017

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.

Baca Selengkapnya

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

2 Mei 2017

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.

Baca Selengkapnya

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

28 April 2017

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.

Baca Selengkapnya

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

25 April 2017

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

20 April 2017

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

25 Maret 2017

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.

Baca Selengkapnya