Korea Selatan Tolak Pembatalan Gencatan Senjata  

Reporter

Selasa, 12 Maret 2013 18:22 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. REUTERS/KCNA

TEMPO.CO, Seoul — Pemerintah Korea Selatan kemarin menolak mengakui langkah Korea Utara yang membatalkan perjanjian gencatan senjata Perang Korea secara sepihak. Seoul menuntut Pyongyang untuk menghentikan retorikanya yang dinilai menghasut peperangan.

"Pembubaran atau penghapusan perjanjian gencatan senjata secara sepihak tidak dibenarkan dalam hukum internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tai-young.

Perjanjian gencatan senjata, ujar Tai-young, akan tetap valid meski Pyongyang membatalkan secara sepihak. Korea Selatan pun meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk sekutu Korea Utara, Cina. Langkah ini dilakukan guna menangkal tindakan yang akan mengganggu kelangsungan perjanjian itu.

"Kami mendesak Korea Utara untuk menarik ucapannya yang mengancam stabilitas dan perdamaian Semenanjung Korea," Tai-young menambahkan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung sikap Seoul. Menurut badan dunia tersebut, seluruh perjanjian gencatan senjata tidak bisa dibatalkan secara sepihak. “Kami mendesak Korea Utara menghormati perjanjian gencatan senjata itu,” tutur Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, yang juga warga negara Korea Selatan.

Kedua negara di Semenanjung Korea secara teknis masih berperang karena konflik pada 1950-1953 berujung pada gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Sebelumnya, Korea Utara mengancam menghentikan perjanjian gencatan senjata secara sepihak. Insiden ini dipicu oleh latihan perang bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Senin lalu. Kemarahan Pyongyang juga dipicu oleh perluasan sanksi yang diterapkan PBB dan Amerika Serikat atas uji coba senjata nuklir ketiga Korea Utara.

Tepat saat Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan perang bersama, stasiun televisi Korea Utara, KCNA, menayangkan kunjungan pemimpin Kim Jong-Un di wilayah perbatasan kedua negara. “Jika kita diprovokasi, Anda bebas untuk melakukan serangan tanpa ampun,” tutur Jong-un kepada komandan di Pulau Baengnyeong.

Dalam kesempatan terpisah, Penasihat Nasional Amerika Serikat, Tom Donilon, mendesak Korea Utara agar mengubah sikap seperti Myanmar. “Presiden Barack Obama akan memaafkan kesalahan siapa pun yang bersedia berubah lebih baik, seperti Burma,” ujar Donilon.

Kunjungan Obama ke Kota Yangon pada November lalu, menurut Donilon, merupakan bukti kesediaan kami untuk mengubah permusuhan menjadi kerja sama.

Tekanan terhadap Pyongyang juga semakin meningkat setelah Pelapor Khusus PBB untuk Korea Utara, Marzuki Darusman, menyatakan, pelanggaran hak asasi manusia di negara tersebut mencapai titik sangat kritis.

Kepada Dewan HAM PBB di Jenewa, bekas Jaksa Agung Indonesia itu melaporkan sejumlah pelanggaran, seperti meluasnya kelaparan, penyiksaan, dan penahanan tanpa persidangan di Korea Utara. Setidaknya 200 ribu warga Korea kini berada di dalam tahanan karena alasan politik.

BBC | CHANNEL NEWS ASIA | UPI | THE SEOUL TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

27 Juli 2019

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

Gerakan boikot produk Jepang di Korea Selatan semakin intensif dan diwarnai aksi vandalisme dengan merusak mobil-mobil buatan Jepang

Baca Selengkapnya

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

31 Juli 2018

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

Pemerintah Korea Selatan kurangi masa tugas wajib militer

Baca Selengkapnya

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

Rudal Taurus milik Angkatan Udara Korea Selatan ini dilengkapi dengan sistem antijam alias tidak bisa dibuat macet,

Baca Selengkapnya

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

Korea Selatan ikut mengirimkan pesawat tempur F-15K, andalannya dalam iringan pesawat pengebom kelas berat milik Amerika yaitu B-1B Lancer kemarin.

Baca Selengkapnya

Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

10 Oktober 2017

Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

Para remaja Korea Selatan menikmati hidup seperti biasa, berjoget, berkumpul dan menikmati band K-Pop favoritnya karena tidak yakin perang terjadi.

Baca Selengkapnya

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

27 September 2017

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

Warga Korea Selatan memborong ransel untuk bertahan hidup saat perang atau WarBag menyusul meningkatnya ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea.

Baca Selengkapnya

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

22 September 2017

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

You Jae Youn mengaku lebih banyak memikirkan pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan ancaman nuklir Korea Utara.

Baca Selengkapnya

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

9 September 2017

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

Rakyat Korea Selatan meminta pemerintah meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan untuk menghadapi Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

3 September 2017

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

Seorang istri memotong penis suaminya di Korea Selatan karena sang suami terlalu sering bermain golf.

Baca Selengkapnya

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

31 Agustus 2017

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Baca Selengkapnya