TEMPO.CO, Beirut - Pemberontak Suriah menuding pengeboman yang dilakukan tentara pemerintah, Jumat, 8 Maret 2013, menghambat pembebasan 21 pasukan penjaga perdamaian PBB di dekat Dataran Tinggi Golan. Pasukan perdamaian yang berasal dari Filipina itu ditahan pemberontak sejak Rabu lalu.
Juru bicara Brigade Martir Yarmouk, Abu Essam Taseel, mengatakan, konvoi yang membawa pasukan perdamaian itu mencapai Desa Nafea, sekitar 1 kilometer dari timur Jamla. Namun usaha pembebasan mereka tak bisa terus dilakukan karena ada pengeboman itu.
Pemimpin pasukan penjaga perdamaian, Herve Ladsous, berharap ada gencatan senjata singkat antara pemberontak dan pasukan Presiden Bashar al-Assad. Gencatan senjata itu diharapkan bisa memungkinkan pasukan PBB itu dibebaskan dan dibawa ke tempat yang lebih aman.
"Pasukan penjaga perdamaian yang sebanyak 21 orang itu ditahan di Desa Jamla. Mereka dalam kondisi aman dan menyebar ke empat lokasi di desa itu, di ruang bawah tanah rumah tersebut," kata Ladsous setelah memberikan keterangan singkat di kantor Dewan Keamanan PBB di New York, Jumat, 8 Maret 2013.
Ladsous membenarkan bahwa ada penembakan terus-menerus di Desa Jamla yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Suriah. "Ada kemungkinan bahwa gencatan senjata beberapa jam dapat digunakan untuk campur tangan yang memungkinkan orang-orang kami dibebaskan," kata dia.
Duta Besar Suriah di PBB, Bashar Jaafari, membantah klaim pemberontak yang menyebut pengeboman sebagai penyebab tak bisa dibebaskannya pasukan perdamaian. Menurut Bashar, tentara pemerintah telah menargetkan daerah-daerah di luar Jamla, tempat para pemberontak terkonsentrasi, bukan desa itu sendiri.
"Kami tahu pasti apa yang kami lakukan dan kami tahu di mana pasukan penjaga perdamaian berada," kata Jaafari. "Pasukan pemerintah Suriah melakukan persis apa yang harus mereka lakukan untuk membawa kembali pasukan penjaga perdamaian dengan aman, menjamin keselamatan dan keamanan penduduk, dan mengeluarkan kelompok teroris bersenjata keluar dari daerah tersebut."
Pasukan penjaga perdamaian yang ditahan itu merupakan bagian dari UN Disengagement Observer Force (UNDOF). Mereka bertugas memantau garis gencatan senjata antara Suriah dan Israel di Dataran Tinggi Golan sejak tahun 1974.
Saat menahan 21 anggota pasukan perdamaian itu, Rabu lalu, brigade Martir Yarmouk mengatakan mereka hanya akan melepaskan tahanan itu setelah pasukan Assad mundur dari seluruh Jamla dan menghentikan pengeboman di sana.
Konflik bersenjata Suriah, yang bermula dari protes damai penentang Bashar Al-Assad itu, sudah memasuki tahun kedua. PBB menaksir ada lebih dari 1 juta penduduk Suriah yang menjadi pengungsi akibat konflik ini.
Reuters | Abdul Manan
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya