TEMPO.CO, Yangon – Partai oposisi Myanmar, Liga Nasional untuk Demokrasi (LND), membuka kongres pertamanya Jumat 8 Maret 2013. Partai yang didirikan tokoh hak asasi manusia, Aung San Suu Kyi, itu menyiapkan diri untuk menantang kekuatan pemerintah pada pemilu 2015.
Sebanyak 894 delegasi untuk pertama kalinya akan memilih pemimpin partai, meski Suu Kyi tetap diunggulkan. Suu Kyi, yang sebelumnya dilarang beraktivitas politik, memenangi kursi parlemen pada pemilu sela 2012, di tengah reformasi yang gencar dilaksanakan pemerintah Myanmar. Kongres tiga hari ini juga memilih 120 anggota Komite Pusat dan 15 eksekutif partai.
Menjelang kongres, Suu Kyi menegaskan perlunya menghidupkan kembali partai setelah mendapat pengakuan rezim militer. Dalam sebuah artikel di surat kabar partai, D-Wave, awal pekan ini, Suu Kyi menulis, “Perlunya memperkuat partai dengan darah baru dan mengambil pilihan yang tepat.”
LND diharapkan bisa mengambil alih pemerintahan pada pemilu dua tahun lagi. Kini, partai tersebut memiliki sekitar 1,2 juta anggota dari sekitar 60 juta populasi Myanmar. Dibentuk pada 1988, LND pernah memenangi pemilu parlemen pada 1990. Namun hasil pemilu itu tidak diakui. Junta militer malah memenjarakan Suu Kyi selama hampir dua dekade.
Anggota senior LND, Han Tha Myint, berharap wajah-wajah baru akan muncul dalam kongres. Pengamat mengatakan LND juga berjuang untuk menentukan arah baru serta kebijakan yang efektif menjelang pemilu 2015. Mereka juga harus menunjukkan kemampuan untuk memerintah.
“LND harus memperkuat organisasinya jika ingin memimpin pemerintahan mendatang. Saya pikir saat ini mereka belum memiliki kemampuan itu,” kata seorang pengamat yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir Channel News Asia.
LND memboikot pemilu parlemen 2010 karena menganggap undang-undangnya tidak adil. Namun, dalam pemilu sela 2012, mereka mendapat 43 kursi, salah satunya untuk Suu Kyi. Keterbukaan itu bersamaan dengan reformasi yang dipimpin Presiden Thein Sein mulai menapaki jalurnya.
BBC | THE IRRAWADDY | NATALIA SANTI
Berita Internasional Terpopuler:
Menantu Bin Laden Diterbangkan ke New York
Jenazah Hugo Chavez Dipertontonkan
Korban Pelecehan Seks Bikin Daftar Kardinal Nakal
Ini Daftar Kardinal Pro Pelecehan Versi SNAP
Aquino Ingin Sultan Sulu Diadili di Filipina
Berita terkait
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam
29 Januari 2021
Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi
Baca SelengkapnyaInvestigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya
10 Februari 2018
Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.
Baca SelengkapnyaMiliter Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku
27 September 2017
Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya
26 September 2017
Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMyanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine
26 September 2017
Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.
Baca SelengkapnyaPengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida
25 September 2017
Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaBangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar
23 September 2017
Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.
Baca SelengkapnyaWarga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar
6 September 2017
Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaJet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan
5 September 2017
Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.
Baca SelengkapnyaBentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi
27 Agustus 2017
ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.
Baca Selengkapnya