TEMPO.CO, Sabah - Nasib pemimpin kelompok bersenjata kesultanan Sulu, Muda Agbimuddin Kiram, ada yang menyebut Azzimudie Kiram, belum diketahui. Selama dua hingga Jumat, 8 Maret 2013, keluarganya kehilangan kontak dengan adik Sultan Sulu ini.
Militer dan kepolisian Malaysia hari ini melakukan pencarian dan pembersihan di Kampung Tanduo dan Kampung Tanjung Batu untuk terakhir kali. Sebelumnya santer diberitakan bahwa Agbimuddin bersembunyi di kampung ini.
Sebelumnya, panglima perang Kesultanan Sulu, yang dijuluki Haji Musa, tewas bersama 30 prajurit Sulu dalam baku tembak di Kampung Tanjung Batu, Rabu, 6 Maret 2013.
Azzimudie dan komandannya diyakini berada di antara orang-orang yang menyelinap keluar dari Kampung Tanduo pada hari Ahad, 3 Maret 2013, dua hari sebelum serangan udara dan pengeboman artileri dimulai.
Azzimudie mengatakan kepada The Star melalui telepon, pada hari Rabu, bahwa salah seorang putranya bersamanya di Tanduo bersama dengan 200 sampai 300 pengikutnya, termasuk enam wanita.
Pasukan keamanan Malaysia melancarkan serangan habis-habisan terhadap penyusup pada Selasa. Mereka menolak seruan Manila untuk melakukan gencatan senjata.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.
