TEMPO.CO, Sabah - Pasukan bersenjata Sultan Sulu, Jamalul Kiram III, yang menduduki Kepulauan Sabah, Malaysia Timur, meminta diadakannya gencatan senjata. Ini dinyatakan sejak bulan lalu, setelah terjadinya serangan besar-besaran dari angkatan bersenjata Malaysia.
Menurut pernyataan yang dibacakan oleh juru bicara Sultan di ibu kota Filipina, Manila, Kamis, 7 Maret 2013, mereka meminta gencatan senjata dimulai dari pukul 12.30 malam waktu setempat (04.30 GMT). Mereka meminta pemerintah Malaysia untuk segera menanggapinya.
"Pasukan Sultan akan tetap tinggal di tempat selama ini mereka berada. Mereka juga tidak akan melakukan operasi penyerangan," kata juru bicara Sultan, Abraham Idjirani, pasukan bersenjata loyalis Sultan Sulu diperkirakan berjumlah sekitar 100 hingga 300 orang.
Idjirani mengatakan Sultan Kiram telah merespons permintaan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, yang disampaikan pada Rabu, 6 Maret 2013. Ban meminta agar kekerasan di negara bagian Malaysia itu segera diakhiri. Dia juga menyerukan agar dilakukan dialog antara kedua belah pihak yang bertikai.
"Sultan meminta dilakukannya gencatan senjata unilateral sebagai tanggapan atas permintaan PBB," kata Idjirani. "Kami berharap Malaysia memberi tanggapan yang sama."
Sultan mengirimkan bala tentaranya dari wilayah selatan Filipina, Provinsi Sulu, guna menduduki kawasan yang menjadi miliknya. Kehadiran kelompok bersenjata sejak 9 Februari 2013 itu menimbulkan konflik dengan pasukan keamanan Malaysia.
Sedikitnya 28 orang, sebagian besar loyalis Sultan, dilaporkan tewas akibat gempuran Tentara Diraja Malaysia, baik dari darat maupun udara, Selasa, 5 Maret 2013. Kendati demikian, serangan tersebut tak sanggup mengurangi semangat tempur pengikut Sultan. Serangan gencar dilanjutkan pada Kamis, 7 September 2013, di kawasan perkebunan kelapa sawit dan hutan di sekitarnya.
Kiram mengatakan para lelaki bersenjata yang kini berada di Sabah bertujuan untuk mengambil kembali wilayah tersebut, sesuai dengan dokumen yang mereka miliki sejak tahun 1800. Kekuasaan Kesultanan Sulu dihapus sekitar satu abad lalu, namun hingga kini terus menerima uang sewa dari Malaysia untuk Sabah.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terkait
Malaysia Tangkap 2 Komandan ISIS Asal Irak
6 September 2017
Malaysia menangkap dua warga Irak yang diyakini komandan ISIS di Irak Selatan.
Baca SelengkapnyaHarapan Oposisi Jiran
23 Agustus 2017
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.
Baca SelengkapnyaWakil PM Malaysia Kutuk Pelemparan Sepatu ke Mahathir Mohamad
14 Agustus 2017
Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan perbedaan pendapat dengan Mahathir Mohamad tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kekerasan.
Baca SelengkapnyaMahathir Mohamad Dilempari Sandal, Sepatu dan Botol Saat Pidato
14 Agustus 2017
Mahathir Mohamad dilempari sandal, sepatu, botol bekas air minum, kembang api, hingga kursi di saat berpidato.
Baca SelengkapnyaPemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah
21 Juli 2017
Pemimpin milisi ISIS asal Malaysia, Mohamad Fuzi Harun,tewas dalam serangan udara di Suriah.
Bom Kampung Melayu, Malaysia Tingkatkan Keamanan Perbatasan
28 Mei 2017
ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden bom bunuh diri tersebut.
Baca SelengkapnyaBersatu Lawan Najib, Mahathir Janji Kampanye Bebaskan Anwar
21 Mei 2017
Mahathir Mohamad telah menjanjikan dukungannya untuk kampanye pembebasan musuhnya di masa lalu, Anwar Ibrahim.
Baca SelengkapnyaDuh, Pengungsi Rohingya Minum Air Toilet di Malaysia
17 Mei 2017
Pengungsi Rohingya di Malaysia hanya diberi secangkir kecil air dan sedikit makanan, serta terpaksa minum air toilet.
Baca SelengkapnyaMuslim Moderat Malaysia Terusik dengan Ceramah Ekstrem Zakir Naik
11 Mei 2017
Organisasi muslim moderat Malaysia terusik dengan keberadaan
Zakir Naik yang ceramahnya dianggap ekstrem.
Kesebelasan Malaysia Tolak Bertanding di Korea Utara
10 Mei 2017
Kesebelasan Malaysia menolak bertanding untuk kualifikasi Asian Cup di Pyongyang, Korea Utara, 8 Juni mendatang.
Baca Selengkapnya