TEMPO.CO, CARACAS - Hugo Chavez layak dicintai rakyatnya. Ia menggunakan kekayaan minyak negaranya untuk meluncurkan program-program sosial yang mencakup pasar pangan yang dikuasai negara, perumahan rakyat, klinik kesehatan gratis, dan program pendidikan untuk semua.
Kemiskinan menurun selama kepresidenannya di tengah melejitnya harga minyak dunia. Namun kritikus mengatakan ia gagal menggunakan ratusan miliar dolar keuntungan minyak untuk mengembangkan perekonomian negara.
Venezuela adalah eksportir minyak terbesar di belahan bumi barat dan terbesar ke-10 di dunia, dengan memproduksi 2,8 juta barel per hari. Meskipun pendapatan minyak membentuk 94 persen dari ekspor dan 30 persen dari PDB, produksi minyak telah menurun hingga seperempatnya sejak tahun 2001 dan hampir setengah sejak sebelum Chavez berkuasa.
BBM di Venezuela adalah yang termurah di dunia dengan harga hanya 18 sen per galon atau 12 pence, dibandingkan dengan sekitar US$ 3,75 per galon di Amerika Serikat dan US$ 10 per galon di Inggris.
Tapi ini bahan bakar murah itu telah menyebabkan lompatan 30 persen dalam konsumsi dan permintaan melampaui pasokan sehingga untuk setiap 10 barel yang diekspor ke Amerika Serikat, dua barel harus diimpor dengan harga yang lebih tinggi.
Industri minyak di Venezuela dinasionalisasi pada tahun 1976, melalui Petroleos de Venezuela (PDVSA).
Pada tahun 2002, pekerja PDVSA dikipasi oleh oposisi negara itu untuk melakukan pemogokan demi mencoba untuk memaksa Chavez mundur. Pemogokan secara signifikan berdampak pada produksi minyak. Pemerintah memecat 18 ribu karyawan, yang disamakan dengan sekitar 40 persen dari angkatan kerja.
Chavez membawa negaranya dekat dengan Iran selama kepresidenannya, mengunjungi negara itu pada beberapa kesempatan dan memberi dukungan kebijakan energi nuklirnya. Hal yang dibaca banyak pengamat sebagai wujud sikap anti-Amerikanya. Ia memang kerap lantang menyuarakan ketidaksukaannya pada negara adidaya itu.
Pada tahun 2011, AS yang mengimpor 45 persen dari minyak mentah dari Venezuela, menempatkan sanksi terhadap negara itu dalam upaya untuk melumpuhkan senjata nuklir yang dicurigai. Seiring dengan itu, Chavez diumumkan mengidap kanker dan harus menjalani beberapa kali operasi di Kuba. Ia menjadi lebih 'pendiam' sejak saat itu.
SKY NEWS | TRIP B
Berita terkait
Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela
6 Juli 2017
Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka
Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube
5 Juli 2017
Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.
Baca SelengkapnyaPilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu
29 Juni 2017
Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.
Baca SelengkapnyaSiapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?
28 Juni 2017
Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.
Baca SelengkapnyaKrisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung
28 Juni 2017
Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaDilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara
2 Mei 2017
Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.
Baca SelengkapnyaPresiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS
28 April 2017
Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.
Baca SelengkapnyaMenakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar
25 April 2017
Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.
Baca SelengkapnyaTiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela
20 April 2017
Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaKekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB
25 Maret 2017
Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.
Baca Selengkapnya