TEMPO Interaktif, Jakarta:Gencatan senjata sementara berhasil dilakukan di kota suci Najaf setelah terbunuh sedikitnya 100 pejuang Irak dalam baku tembak melawan pasukan AS di berbagai tempat di Irak sepanjang Sabtu (14/8).Pejabat-pejabat pemerintah Irak dan orang dekat ulama terkemuka Irak Muqtada al-Sadr sedang melakukan perundingan maraton setelah dihentikannya serangan pasukan AS sejak Jumat.Al-Sadr, yang bersedia menghentikan perlawanan, meminta penarikan mundur pasukan AS dari Najaf dan pengampunan terhadap para pengikutnya. Pemerintah menyetujui beberapa syarat yang diajukan Al-Sadr dan juru runding mendiskusikan beberapa hal lain. Gubernur Najaf Adnan al-Zurufi mengatakan bahwa negosiasi, yang dipimpin Penasihat Keamanan Nasional Muwaffaq al-Ruba'i, "telah mencapai tahap yang lumayan"."Kami berharap perundingan ini bisa berakhir dalam dua hari ini dan Provinsi Najaf sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah," ujarnya. "Persetujuan yang dibahas bukan hanya untuk Najaf, tapi untuk seluruh provinsi." Menurut Al-Zurufi, pejabat-pejabat AS sama sekali tidak dilibatkan dalam perundingan ini.Sekitar 10 ribu demonstran yang datang dengan bus dan berjalan kaki kemarin berdatangan ke Najaf untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada para pejuang Irak dan bersedia menjadi tameng untuk melindungi kota suci umat Syiah tersebut.Para demonstran yang berasal dari Bagdad dan kota-kota selatan, Amarah dan Nasiriyah, menuntut pengunduran diri pemerintahan interim dan meminta diakhirinya kekerasan di kawasan ini. Sebelumnya, Al-Sadr berjanji akan tetap bertahan hidup atau mati untuk mempertahankan kota suci Najaf. Di hadapan para pendukungnya, Al-Sadr mengecam serangan pasukan AS yang berupaya menghancurkan kota suci dan bersejarah bagi umat Islam itu, yang mulai dilancarkan sebagai reaksi atas seruan perlawanan yang dicanangkannya sembilan hari lalu. Ia mengatakan, pemerintah diktator (transisi) mencoba untuk bernegosiasi "untuk segera mengakhiri perlawanan rakyat Irak".Sementara itu, pasukan AS mengerahkan pesawat-pesawat tempur dan menjatuhkan bom-bom seberat 230 kg ke berbagai sasaran gerilyawan di kota Samarra, di sebelah utara Bagdad. Sedikitnya 50 pejuang Irak tewas di kota ini. Gempuran-gempuran dari udara itu dilakukan guna mendukung gerak maju unit-unit pasukan AS yang berusaha mendekati kubu pertahanan para pejuang Irak di Samarra.Hingga kemarin, pertempuran di Najaf memasuki hari ke-10. Sekitar 2.000 marinir Amerika dengan tank, helikopter, pesawat tempur, dan didukung 1.800 tentara Irak kemarin masih mengepung kompleks makam Imam Ali. Mereka mendapat perlawanan sekitar 1.000 milisi Mahdi pimpinan Muqtada al-Sadr yang berlindung di kompleks makam. budip/ap
Berita terkait
Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up
3 menit lalu
Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up
Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan
30 menit lalu
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan
Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.