TEMPO.CO, Sabah - Penyusupan oleh kelompok pria bersenjata yang mengaku sebagai Tentara Kesultanan Sulu tidak akan merusak hubungan bilateral antara Malaysia dan Filipina. Penyerangan oleh kelompok yang dipimpin oleh Agbimuddin Kiram adalah bersifat individu.
Hal ini ditegaskan Dekan Fakultas Hukum dan Hubungan Internasional, Universiti Utara Malaysia, Prof Dr Ahmad Marthada Muhamed. "Penyusupan adalah untuk kepentingan Sultan Sulu, Jamalul Kiram III, yang tidak didukung oleh Pemerintah Filipina," katanya.
Hal ini terbukti ketika Presiden Filipina, Beniqno Aquino III menuntut bahwa penyusup menyerah tanpa syarat kepada pasukan keamanan Malaysia. Ia juga menyarankan agar pemerintah tak bernegosiasi dengan Jamalul Kiram.
"Tidak mudah bagi seseorang untuk mengklaim sebuah negara yang merupakan bagian dari sebuah negara yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara asal mereka, Filipina," katanya, seperi dilaporkan kantor berita Malaysia, Bernama.
Ahmad Marthada mengatakan sebelumnya telah ada warga Sulu yang tinggal di Sabah. Serangan terjadi karena ada kekhawatiran di kalangan mereka bahwa mereka akan dideportasi karena tidak memiliki surat-surat.
"Mereka mungkin berharap kesepakatan dari pemerintah dan dapat menuntut bahwa warga Sulu di Sabah diperbolehkan untuk menetap di sana," katanya.
Dia mengatakan, penyusup berani karena mereka mendapat dukungan dari warga Sulu di Sabah dan memiliki pengalaman dalam perang gerilya di Filipina selatan. "Mereka mendarat di daerah dengan luas 20 sampai 25 kilometer. Ini adalah area yang luas dan sangat mustahil bagi kita untuk memastikan wilayah itu diawasi 24 jam," tambahnya.
Psikolog Universitas Malaya, Prof Dr Mariani Md Nor mengatakan penyusup memiliki semangat 'berani mati'. Indikasinya, mereka berani menyerang negara dengan peralatan militer yang lebih baik.
"Semangat ini membuat mereka bersedia untuk membunuh atau dibunuh dalam rangka untuk mencapai tujuan mereka yang dianggap sebagai perjuangan untuk kelangsungan hidup rakyat mereka," katanya.
Para penyusup tidak ragu untuk menggunakan taktik pengecut, termasuk mengibarkan bendera putih tapi menembaki pasukan keamanan, yang menewaskan Inspektur Zulkifli Mamat dan Kopral Daud Sahabudin.
"Para penyusup itu telah dicuci otak bahwa mereka berada di jalan yang benar dan bersedia untuk melakukan kamikaze meskipun pemerintah Malaysia mengedepankan penyelesaian masalah tersebut secara damai," katanya.
MALAYSIA INSIDER | TRIP B
Berita terkait
Malaysia Tangkap 2 Komandan ISIS Asal Irak
6 September 2017
Malaysia menangkap dua warga Irak yang diyakini komandan ISIS di Irak Selatan.
Baca SelengkapnyaHarapan Oposisi Jiran
23 Agustus 2017
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.
Baca SelengkapnyaWakil PM Malaysia Kutuk Pelemparan Sepatu ke Mahathir Mohamad
14 Agustus 2017
Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan perbedaan pendapat dengan Mahathir Mohamad tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kekerasan.
Baca SelengkapnyaMahathir Mohamad Dilempari Sandal, Sepatu dan Botol Saat Pidato
14 Agustus 2017
Mahathir Mohamad dilempari sandal, sepatu, botol bekas air minum, kembang api, hingga kursi di saat berpidato.
Baca SelengkapnyaPemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah
21 Juli 2017
Pemimpin milisi ISIS asal Malaysia, Mohamad Fuzi Harun,tewas dalam serangan udara di Suriah.
Bom Kampung Melayu, Malaysia Tingkatkan Keamanan Perbatasan
28 Mei 2017
ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden bom bunuh diri tersebut.
Baca SelengkapnyaBersatu Lawan Najib, Mahathir Janji Kampanye Bebaskan Anwar
21 Mei 2017
Mahathir Mohamad telah menjanjikan dukungannya untuk kampanye pembebasan musuhnya di masa lalu, Anwar Ibrahim.
Baca SelengkapnyaDuh, Pengungsi Rohingya Minum Air Toilet di Malaysia
17 Mei 2017
Pengungsi Rohingya di Malaysia hanya diberi secangkir kecil air dan sedikit makanan, serta terpaksa minum air toilet.
Baca SelengkapnyaMuslim Moderat Malaysia Terusik dengan Ceramah Ekstrem Zakir Naik
11 Mei 2017
Organisasi muslim moderat Malaysia terusik dengan keberadaan
Zakir Naik yang ceramahnya dianggap ekstrem.
Kesebelasan Malaysia Tolak Bertanding di Korea Utara
10 Mei 2017
Kesebelasan Malaysia menolak bertanding untuk kualifikasi Asian Cup di Pyongyang, Korea Utara, 8 Juni mendatang.
Baca Selengkapnya