Bentrokan Bersenjata di Sabah, 5 Polisi Malaysia Tewas

Reporter

Senin, 4 Maret 2013 14:46 WIB

Pengikut mantan Sultan Sulu Jamalul Kiram III melakukan protes di depan Masjid Biru di Taguig, Filipina, (1/3). Menurut mereka Sabah yang sekarang menjadi bagian Malaysia, merupakan wilayah Kesultanan Sulu yang disewakan kepada pemerintah kolonial Inggris. (AP Photo/Bullit Marquez)

TEMPO.CO, Sabah - Sedikitnya lima polisi Malaysia tewas dalam drama tembak-menembak dengan sejumlah pria bersenjata di kota pantai Sabah, Kepulauan Borneo. Menurut pejabat Malaysia, di kawasan ini terdapat sekitar 200 warga Filipina bersenjata.

Pada insiden Sabtu malam waktu setempat, 2 Maret 2013 itu dua penyerang juga tewas. Peristiwa ini terjadi di sekitar 150 kilometer dari Distrik Lahad Datu, sebelah timur negara bagian Sabah. Sebelumnya, Jumat, 1 Maret 2013, 14 orang dilaporkan mati setelah sejumlah anggota Kesultanan Islam dari Filipina menguasai sebuah desa, bulan lalu.

Menurut Kepala Kepolisian Nasional Malaysia, Islamil Omar, mereka mengklaim bahwa kawasan yang diduduki adalah milik mereka. Kepala Kepolisian Sabah, Hamza Taib, mengatakan kepada televisi Malaysia, TV3, Kepolisian Diraja Malaysia dihujani tembakan oleh sekelompok orang berjumlah lebih dari 10 orang yang diduga berada di Kota Semporna. "Hingga saat ini otoritas setempat terus melakukan investigasi di tempat kejadian perkara di Lahad Datu," kata Taib.

Tembak-menembak antara sejumlah pria bersenjata melawan petugas kepolisian dianggap sebagai krisis keamanan terbesar di Malaysia dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Kejadian ini bermula dari pendaratan sekitar 200 warga Filipina di Lahad Datu pada 9 Februari 2013. Kedatangan ini dimaksudkan untuk menuntut dikembalikannya wilayah itu kepada mereka sebagai pemilik sah sejak tahun 1800 sesuai dokumen yang mereka miliki.

Mereka berkali-kali menolak seruan dua pemerintahan, Malaysia dan Filipina, agar meninggalkan Sabah, sebuah wilayah yang bisa dijangkau dengan perahu bermesin tempel dari provinsi di selatan Filipina.

Jumat, 1 Maret 2013, pekan lalu, otoritas Malaysia beradu senjata dengan anggota klan Kesultanan, menyebabkan 12 warga Filipina dan dua anggota pasukan komando kepolisian Malaysia tewas.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, Sabtu, 2 Maret 2013, mengatakan pemerintahannya tidak akan berkompromi dengan mereka. Jika tidak mengindahkan seruan petugas keamanan, "Mereka akan menghadapi konsekuensi serius."

Untuk mengusir para pria bersenjata pengikut Sultan Jamalul Kiram III asal Sulu, Filipina, petugas keamanan Malaysia menyebarkan brosur melalui helikopter di desa yang mereka duduki Sabtu, 2 Maret 2013. Isi brosur tersebut antara lain seruan supaya mereka menyerah. Selain itu, Malaysia dan Filipina telah mengepung wilayah tersebut dengan armada Angkatan Laut.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Baca juga:
Banjir Jakarta, Puncak Menolak Disalahkan
Longsor Puncak Akibat Alih Fungsi Lahan
Ratusan Vila Berdiri di Taman Nasional
Tak Boleh Ada Vila di Taman Nasional Gunung Halimun

Berita terkait

Malaysia Tangkap 2 Komandan ISIS Asal Irak  

6 September 2017

Malaysia Tangkap 2 Komandan ISIS Asal Irak  

Malaysia menangkap dua warga Irak yang diyakini komandan ISIS di Irak Selatan.

Baca Selengkapnya

Harapan Oposisi Jiran

23 Agustus 2017

Harapan Oposisi Jiran

Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.

Baca Selengkapnya

Wakil PM Malaysia Kutuk Pelemparan Sepatu ke Mahathir Mohamad

14 Agustus 2017

Wakil PM Malaysia Kutuk Pelemparan Sepatu ke Mahathir Mohamad

Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan perbedaan pendapat dengan Mahathir Mohamad tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Dilempari Sandal, Sepatu dan Botol Saat Pidato

14 Agustus 2017

Mahathir Mohamad Dilempari Sandal, Sepatu dan Botol Saat Pidato

Mahathir Mohamad dilempari sandal, sepatu, botol bekas air minum, kembang api, hingga kursi di saat berpidato.

Baca Selengkapnya

Pemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah

21 Juli 2017

Pemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah

Pemimpin milisi ISIS asal Malaysia, Mohamad Fuzi Harun,tewas dalam serangan udara di Suriah.

Baca Selengkapnya

Bom Kampung Melayu, Malaysia Tingkatkan Keamanan Perbatasan

28 Mei 2017

Bom Kampung Melayu, Malaysia Tingkatkan Keamanan Perbatasan

ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden bom bunuh diri tersebut.

Baca Selengkapnya

Bersatu Lawan Najib, Mahathir Janji Kampanye Bebaskan Anwar

21 Mei 2017

Bersatu Lawan Najib, Mahathir Janji Kampanye Bebaskan Anwar

Mahathir Mohamad telah menjanjikan dukungannya untuk kampanye pembebasan musuhnya di masa lalu, Anwar Ibrahim.

Baca Selengkapnya

Duh, Pengungsi Rohingya Minum Air Toilet di Malaysia  

17 Mei 2017

Duh, Pengungsi Rohingya Minum Air Toilet di Malaysia  

Pengungsi Rohingya di Malaysia hanya diberi secangkir kecil air dan sedikit makanan, serta terpaksa minum air toilet.

Baca Selengkapnya

Muslim Moderat Malaysia Terusik dengan Ceramah Ekstrem Zakir Naik  

11 Mei 2017

Muslim Moderat Malaysia Terusik dengan Ceramah Ekstrem Zakir Naik  

Organisasi muslim moderat Malaysia terusik dengan keberadaan
Zakir Naik yang ceramahnya dianggap ekstrem.

Baca Selengkapnya

Kesebelasan Malaysia Tolak Bertanding di Korea Utara  

10 Mei 2017

Kesebelasan Malaysia Tolak Bertanding di Korea Utara  

Kesebelasan Malaysia menolak bertanding untuk kualifikasi Asian Cup di Pyongyang, Korea Utara, 8 Juni mendatang.

Baca Selengkapnya