TEMPO.CO, Sabah - Setidaknya 14 orang tewas dalam bentrokan untuk mengakhiri pengepungan sebuah desa di Sabah, Malaysia oleh sebuah klan Filipina, kata polisi Diraja Malaysia.
Kepala Kepolisian Sabah Hamza Taib mengatakan dua petugas polisi dan 12 warga Filipina tewas dalam bentrokan di di Lahad Datu. Wilayah ini diduduki pada awal Februari oleh anggota klan kerajaan Sulu dari Filipina, menyebut dirinya Tentara Kerajaan Sulu, karena menganggap Sabah sebagai bagian wilayah mereka. Mereka menuntut pengakuan sebagai pemilik sah dari negara bagian Sabah.
Kelompok ini--beberapa dari mereka bersenjata--telah didesak untuk mengakhiri pengepungan mereka, baik oleh pemerintah Malaysia maupun Filipina.
Hamza Taib mengatakan bentrokan terjadi selama 30 menit dengan tembak-menembak pada Jumat pagi. Para pengepung mulai melepaskan tembakan saat pasukan keamanan memperketat penjagaan keamanan di sekitar desa.
Dia mengatakan kepada Associated Press bahwa tembak-menembak masih berlanjut. "Kami tidak ingin bentrokan bersenjata pecah, tetapi mereka menembaki kami. Kami tidak memiliki pilihan kecuali membalas tembakan," katanya.
Pemimpin kelompok, Agbimuddin Kiram, mengatakan kepada sebuah stasiun radio bahwa polisi telah mengepung mereka dan melepaskan tembakan. "Mereka berada di sini, mereka memasuki daerah kami sehingga kami harus membela diri," katanya kepada radio DZBB.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menegaskan bahwa dua polisi tewas dan tiga orang terluka, dan mengatakan antara 10 hingga 12 anggota klan tewas. Ia mengatakan telah menurunkan pasukan keamanan "kekuatan penuh" untuk melakukan apa yang diperlukan untuk "mengalahkan" kelompok, menurut kantor berita Malaysia, Bernama.
"Saya sangat sedih atas insiden yang kita ingin kita cegah," katanya.
Kesultanan Sulu meliputi wilayah di beberapa pulau di Filipina selatan serta beberapa bagian dari Pulau Kalimantan, dan diklaim sebagai pemilik sah Sabah sebelum ditetapkan sebagai protektorat Inggris di tahun 1800-an. Sabah menjadi bagian dari Malaysia pada tahun 1963, dan negara ini masih membayar sewa ke Kesultanan Sulu setiap tahun.
BBC | TRIP B
Berita terkait
Malaysia Tangkap 2 Komandan ISIS Asal Irak
6 September 2017
Malaysia menangkap dua warga Irak yang diyakini komandan ISIS di Irak Selatan.
Baca SelengkapnyaHarapan Oposisi Jiran
23 Agustus 2017
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.
Baca SelengkapnyaWakil PM Malaysia Kutuk Pelemparan Sepatu ke Mahathir Mohamad
14 Agustus 2017
Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan perbedaan pendapat dengan Mahathir Mohamad tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kekerasan.
Baca SelengkapnyaMahathir Mohamad Dilempari Sandal, Sepatu dan Botol Saat Pidato
14 Agustus 2017
Mahathir Mohamad dilempari sandal, sepatu, botol bekas air minum, kembang api, hingga kursi di saat berpidato.
Baca SelengkapnyaPemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah
21 Juli 2017
Pemimpin milisi ISIS asal Malaysia, Mohamad Fuzi Harun,tewas dalam serangan udara di Suriah.
Bom Kampung Melayu, Malaysia Tingkatkan Keamanan Perbatasan
28 Mei 2017
ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden bom bunuh diri tersebut.
Baca SelengkapnyaBersatu Lawan Najib, Mahathir Janji Kampanye Bebaskan Anwar
21 Mei 2017
Mahathir Mohamad telah menjanjikan dukungannya untuk kampanye pembebasan musuhnya di masa lalu, Anwar Ibrahim.
Baca SelengkapnyaDuh, Pengungsi Rohingya Minum Air Toilet di Malaysia
17 Mei 2017
Pengungsi Rohingya di Malaysia hanya diberi secangkir kecil air dan sedikit makanan, serta terpaksa minum air toilet.
Baca SelengkapnyaMuslim Moderat Malaysia Terusik dengan Ceramah Ekstrem Zakir Naik
11 Mei 2017
Organisasi muslim moderat Malaysia terusik dengan keberadaan
Zakir Naik yang ceramahnya dianggap ekstrem.
Kesebelasan Malaysia Tolak Bertanding di Korea Utara
10 Mei 2017
Kesebelasan Malaysia menolak bertanding untuk kualifikasi Asian Cup di Pyongyang, Korea Utara, 8 Juni mendatang.
Baca Selengkapnya