TEMPO.CO, Tunis - Perdana Menteri Tunisia Hamadi Jebali mengundurkan diri setelah gagal mencapai kesepakatan mengenai pembentukan pemerintah baru. Jebali telah berusaha untuk membentuk koalisi baru dalam menanggapi krisis politik yang dipicu oleh pembunuhan pemimpin oposisi Chokri Belaid.
Dia mengatakan akan berhenti jika Partai Islam Ennahda yang dipimpinnya tidak mendukung rencananya untuk membentuk kabinet teknokrat.
Pembunuhan Belaid yang terjadi pada 6 Februari memicu protes massa dan pengunduran diri dari pemerintah koalisi Tunisia. "Saya bersumpah bahwa jika inisiatif saya tidak berhasil, saya akan mengundurkan diri dan saya kini melakukannya," kata Jebali dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden Moncef Marzouki.
Ia menyatakan apa yang dilakukannya untuk memenuhi janji yang dibuat kepada rakyat. "Mereka kecewa dengan elite politik. Kita harus memulihkan kepercayaan," dia menegaskan. Dia menambahkan, kegagalan inisiatifnya tidak berarti kegagalan Tunisia atau kegagalan revolusi.
Ennahda masih berharap dapat bekerja sama dengan koalisi. Petinggi partai, Rached Ghannouchi, diperkirakan akan bertemu Presiden Moncef Marzouki pada hari Rabu untuk membahas krisis yang semakin berkembang.
Pada hari Selasa, lembaga pemeringkat Standard and Poor menurunkan peringkat kredit Tunisia dengan mengatakan situasi politik bisa memburuk di tengah prediksi fiskal, eksternal, dan ekonomi yang memburuk."
AP | TRIP B
Berita terkait
Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS
17 menit lalu
Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.
Baca SelengkapnyaTerkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara
1 hari lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
2 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda
4 hari lalu
Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.
Baca SelengkapnyaEkonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan
4 hari lalu
Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.
Baca SelengkapnyaKonflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM
5 hari lalu
PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.
Baca SelengkapnyaEkonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK
5 hari lalu
Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi
6 hari lalu
Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
6 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca Selengkapnya11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"
6 hari lalu
Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.
Baca Selengkapnya