TEMPO.CO, Bamako - Pimpinan top kelompok bersenjata yang menguasai Timbuktu di Mali Utara, pekan lalu, Mohamed Moussa Ag Mouhamed, berhasil ditangkap kelompok bersenjata di perbatasan Aljazaair. Keterangan tersebut disampaikan oleh sumber yang tak bersedia disebutkan identitasnya, Ahad, 3 Februari 2013.
"Pimpinan Ansar Dine nomor tiga, yang didakwa sebagai penebar teror, di antaranya memotong tangan dan menegakkan syariah Islam, ditangkap oleh kelompok bersenjata lainnya," kata sumber keamanan Mali kepada kantor berita AFP.
Mohamed Moussa, yang namanya populer di Timbuktu, dibawa oleh kelompok bersenjata ke sebelah timur laut Kota Kidal, benteng terakhir pemberontak yang mereka kuasai selama 10 bulan sebelum dipaksa mundur oleh pasukan Prancis dalam sebuah serangan 11 Januari 2013.
Informasi tersebut dibenarkan oleh pejabat regional Kidal, Abdoulaye Toure, meskipun dua sumber lainnya memberikan keterangan berbeda atas penahaan dirinya.
Penangkapan itu diyakini dilakukan oleh Gerakan Pembebasan Nasional Azawad (MNLA), gerakan sparatis Tuareg atau kelompok pecahan Ansar Dine, Geraka Islam Azawad (MIA). Azawad adalah jelmaan nama dari Tuareg di Mali Utara.
"Dia (Mohamed Moussa) adalah ideolog Ansar Dine di Timbuktu," kata Toure. "Dia merupakan otak di balik organisasi, doktrin di Timbuktu. Dia ditahan di Hallil dekat perbatasan Aljazair oleh (bekas) sekutunya."
Toure juga mengatakan seorang pria dituduh ambil bagian dalam penculikan warga Prancis pada November 2012 lalu. Pria tersebut ditahan di tempat yang sama. Para pejabat Prancis mengatakan, tujuh warga Prancis dipercaya berada di kawasan itu.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler Lainnya:
Detik-detik Terakhir Praja IPDN Masih Ditertawakan
Yusuf Supendi: Konspirasi Suap Daging, PKS Mabuk
Anis Matta: PKS Ibarat Logo Nike
Spanduk Sapi, Anis Matta: Kami Bukan Makhluk Suci
Habibie: Pindah = Soeharto Keluar dari Cendana
Berita terkait
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali
1 Mei 2017
Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.
Baca SelengkapnyaPertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang
23 Agustus 2016
Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.
Baca SelengkapnyaPenyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari
23 November 2015
Senegal siap membantu Mali.
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab
23 November 2015
Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.
Baca SelengkapnyaSayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
21 November 2015
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.
Baca SelengkapnyaSerangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas
21 November 2015
Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI
20 November 2015
Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi
Baca SelengkapnyaTeror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali
20 November 2015
Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.
Baca SelengkapnyaDetik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera
20 November 2015
Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.
Baca SelengkapnyaTak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali
20 November 2015
Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.
Baca Selengkapnya