Sri Lanka Haramkan Warganya Bekerja di Arab Saudi  

Reporter

Jumat, 25 Januari 2013 15:03 WIB

Kartu identitas Rizana Nafeek, tenaga kerja asal Sri Lanka yang dihukum pancung di Arab Saudi. bbc.co.uk

TEMPO.CO, Kolombo - Sri Lanka secara bertahap menutup izin kaum perempuan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi.

"Pelarangan itu dikeluarkan setelah salah seorang pembantu rumah tangga asal Sri Lanka, Rizana Nafeek, dihukum penggal kepala oleh algojo setelah majelis hakim Arab Saudi menyatakan bersalah karena terbukti membunuh seorang bayi yang dirawatnya," demikian pernyataan pemerintah Kolombo kepada media, Kamis, 24 Januari 2013.

Pemerintah mengatakan negaranya akan memperketat usia pekerja perempuan yang bakal mengadu nasib di Arab Saudi. Usia mereka ditentukan minimal harus mencapai 25 tahun dari sebelumnya 21 tahun.

"Ketentuan ini diberlakukan secara bertahap," ujar juru bicara pemerintah, Keheliya Rambukwella. Dia mengatakan, "Kami tidak bisa menghentikannya dalam semalam. Peraturan itu berproses secara perlahan-lahan, termasuk menaikkan batas usia."

Kolombo pernah memanggil Duta Besar Arab Saudi untuk menerima protes keras setelah salah seorang warganya, Rizana Nafeek, yang bekerja di negara itu, harus menjalani hukuman pancung kepala pada 9 Januari 2013. Nafeek ditahan sejak 2007 karena dituduh membunuh bayi putra majikannya.

Menurut kantor Biro Tenaga Kerja Asing Sri Lanka,
sepertiga dari dua juta pembantu asal Sri Lanka bekerja di Arab Saudi. Banyak keluarga di Timur Tengah memiliki ketergantungan tinggi terhadap pembantu rumah tangga dari negara-negara Afrika dan Asia Tenggara.

Pada sejumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilaporkan, pembantu menyerang anak-anak majikan mereka setelah mengalami penganiayaan. Dalam kasus Nafeek, ujar Kementerian Dalam Negeri Saudi, bayi yang diasuh dicekik setelah dia berselisih dengan ibu korban.

Vonis pancung kepala terhadap Nafeek mendapatkan perhatian internasional. Kelompok hak asasi manusia mengritik eksekusi tersebut dan meminta Kerajaan Arab Saudi menangani kasus tersebut. Dalam sebuah pernyataan sebelum eksekusi, Amnesty International mengatakan, ternyata Nafeek tidak memiliki akses ke pengacaranya selama dia menjalani pemeriksaan atau menjalani hukuman pada 2007.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina  

13 Mei 2017

Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina  

Sri Lanka tidak mungkin memberikan izin perbaikan kapal selam Cina, mengingat kekhawatiran India.

Baca Selengkapnya

Bunuh dan Culik Jurnalis, 5 Intelijen Sri Lanka Ditangkap

21 Februari 2017

Bunuh dan Culik Jurnalis, 5 Intelijen Sri Lanka Ditangkap

Polisi Sri Lanka menangkap lima anggota intelijen militer yang diduga membunuh editor suratkabar terkemuka negara itu dan jurnalis lainnya.

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka  

8 Januari 2017

Unjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka  

Unjuk rasa protes rencana pemerintah Sri Lanka membangun zona industri para investor Cina di atas lahan warga seluas 6,07 hektar.

Baca Selengkapnya

WHO Menetapkan Sri Lanka Bebas dari Malaria

5 September 2016

WHO Menetapkan Sri Lanka Bebas dari Malaria

Sri Lanka jadi negara kedua yang bebas malaria setelah Maladewa di wilayah kerja WHO kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Sri Lanka, 400 Orang Diperkirakan Tewas  

18 Mei 2016

Tanah Longsor di Sri Lanka, 400 Orang Diperkirakan Tewas  

Hampir 400 orang dikhawatirkan tewas terkubur tanah longsor, yang dipicu hujan lebat selama tiga hari di Sri Lanka.

Baca Selengkapnya

Batu Safir Bintang Biru Terbesar Dunia Ditemukan di Sri Lanka

6 Januari 2016

Batu Safir Bintang Biru Terbesar Dunia Ditemukan di Sri Lanka

Batu safir bintang biru yang ditemukan di sebuah tambang dekat Kota Ratnapura, Sri Lanka, bernilai sekitar US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun).

Baca Selengkapnya

Pemilu Sri Lanka Memanas, 1 Orang Tewas

31 Juli 2015

Pemilu Sri Lanka Memanas, 1 Orang Tewas

Tragedi itu adalah tindakan kekerasan politik besar pertama yang terjadi sebelum pemilihan anggota parlemen.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Usir Intel India karena Campuri Politik  

20 Januari 2015

Sri Lanka Usir Intel India karena Campuri Politik  

Pejabat intelijen India itu diduga mendukung kampanye pemilu oposisi dari balik layar.

Baca Selengkapnya

Hormati Paus, Sri Lanka Bebaskan 572 Narapidana

17 Januari 2015

Hormati Paus, Sri Lanka Bebaskan 572 Narapidana

572 narapidana yang ditangkap karena pelanggaran ringan.

Baca Selengkapnya

Intoleransi Memanas, Paus Fransiskus ke Sri Lanka

13 Januari 2015

Intoleransi Memanas, Paus Fransiskus ke Sri Lanka

Paus dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan umat lintas agama, termasuk perwakilan umat Budha yang moderat.

Baca Selengkapnya