TEMPO.CO, Mogadishu - Kelompok Islam bersenjata, al-Shabab, mengatakan mereka memutuskan menghukum mati agen intelijen Prancis yang ditangkap tiga tahun lalu.
Keputusan tersebut disampaikan kelompok bersenjata yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda ini dalam sebuah pernyataan, Selasa, 15 Januari 2013, seraya mengatakan, "Kami telah sampai pada keputusan menghukum mati agen intelijen Prancis, Denis Allex."
"Dengan upaya penyelamatan yang gagal, itu artinya Prancis telah teken persetujuan jatuhnya hukuman mati tehadap warganya, Allex" jelas al-Shabab. "Sejauh ini kami menaruh perhatian pada hukuman mati terhadap pria ini," tambahnya.
Pejabat Prancis dalam pernyataan sebelumnya mengatakan, Allex bukanlah seorang agen. Dia dianggap telah tewas dalam upaya penyelamatan yang gagal termasuk meninggalnya dua serdadu Prancis, sedangkan di pihak pemberontak 17 orang tewas.
"Usai kontak senjata dengan pejuang al-Shabab, pasukan Prancis berhasil menemukan salah seorang serdadunya yang tewas," kata Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves-Le Drian, Sabtu, 12 Januari 2013. Dia menambahkan, sejumlah tentara lainnya hilang, mereka diasumsikan tewas.
Gambar mayat serdadu Prancis yang ditampakkan di Twitter oleh al-Shabab diyakini sebagai "komandan" dalam aksi penyerbuan.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh al-Shabab, Selasa, menyebutkan, komandan mengalami beberapa luka di sekujur tubuhnya, selanjutnya dia ditangkap oleh kelompoknya, namun dia dilarikanke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Le Drian, Senin, 14 Januari 2013, mengatakan, serdadunya yang hilang dinyatakan telah tewas tanpa menyebutkan bahwa dia adalah seorang komandan dalam aksi penyerbuan ke basis al-Shabab.
Dia juga mengatakan, 17 pejuang tewas dalam penyerbuan yang dilakukan pasukannya. Sejumlah saksi mata menerangkan, delapan warga sipil kehilangan nyawa selama aksi operasi pernyerbuan di Bulomarer, daerah yang dikuasai al-Shabab di selatan Mogadishu, ibu kota Somalia.
"Ketika pasukan Prancis tak sanggup menguasai daerah, mereka menggunakan helikopter untuk membombardir tanpa pandang bulu," kata Ali Mahmoud Rage. "Prancis juga membunuh lebih dari 10 warga sipil, termasuk perempuan, pria, dan orang tua," ujar Ali. "Mereka juga gagal menyelamatkan serdadu Prancis dan dia dalam penguasaan kami."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terkait
Pertama Kali Amerika Gunakan Rudal Serang ISIS di Somalia
4 November 2017
Pertama kali Amerika menggunakan rudal untuk menyerang ISIS di satu desa terpencil di Somalia.
Baca SelengkapnyaSudah 200 Orang Tewas Akibat Bom Meledak di Somalia
16 Oktober 2017
Jumlah korban tewas akibat ledakan bom di Somalia kini bertambah menjadi 200 orang, sementara seratus lain terluka.
Baca Selengkapnya85 Orang Tewas Diterjang Bom, Somalia Berkabung 3 Hari
15 Oktober 2017
Bom meledak di 2 lokasi di Somalia, menewaskan 53 orang dan melukai sedikitnya 60 orang.
Baca SelengkapnyaWarga Somali Sambut Pesawat Mendarat Malam untuk Pertama Kali
27 September 2017
Warga Somalia gembira menyambut pesawat penumpang mendarat pada malam hari untuk pertama kali.
Baca SelengkapnyaSambut Ramadan, Pangeran Saudi Kirim Makanan ke Somalia
19 Mei 2017
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz, memerintahkan distribusi puluhan ribu keranjang makanan bagi warga Somalia
Baca SelengkapnyaDisangka Milisi Al Shabaab, Menteri Ini Tewas Ditembak Tentara
5 Mei 2017
entara Somalia menembak Menteri Pekerjaan Sipil Abbas Abdullahi Sheikh Siraji hingga tewas karena disangka sebagai milisi ekstrimis al Shabaab.
Baca SelengkapnyaPresiden Somalia Umumkan Perang Melawan Milisi al-Shabab
7 April 2017
Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed mengumumkan negaranya dalam zona perang melawan kelompok milisi al-Shabab
Baca SelengkapnyaKisah Bom Laptop Robek Lambung Pesawat Saat Terbang di Somalia
2 April 2017
Ingat bom laptop yang meledak di pesawat Daallo Airlines saat terbang menuju Djibouti dari Mogadishu, Somalia? Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaSetelah Lima Tahun Aman, Perompak Somalia Kembali Beraksi
16 Maret 2017
Setelah lima tahun aman,perompak Somalia kembali bereaksi di perairan negara itu dengan membajar kapal Aris 13 pada Senin, 13 Maret 2017.
Baca SelengkapnyaBencana Kelaparan, 110 Warga Somalia Tewas dalam 48 Jam
6 Maret 2017
Bencana kelaparan di Somalia telah menelan korban jiwa sedikitnya 110 orang dalam kurun waktu 48 jam.
Baca Selengkapnya