TEMPO.CO, Aleppo - Dua ledakan menghancurkan Universitas Aleppo, salah satu kampus terbesar di Suriah pada Selasa, 16 Januari 2013. Sedikitnya 83 mahasiswa yang tengah mengikuti ujian hari pertama tewas dalam ledakan tersebut, sedangkan sekitar 162 lainnya terluka.
Kedua kubu yang bertikai, yakni pemerintah dan pemberontak, saling menyalahkan. Pemerintahan Bashar al-Assad melalui siaran televisi mengatakan bahwa serangan itu adalah ulah teroris--istilah yang digunakan Assad untuk para pemberontak.
Menurut Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja'afari, dalam laporan kepada Dewan Keamanan, para pemberontak menembakkan roket mengincar pesawat tempur Suriah. Namun, roket itu meleset dan justru mengenai kampus. “Ini adalah aksi pengecut para teroris,” kata Ja'afari di New York.
Namun, pernyataan ini dibantah oleh para aktivis. Mereka mengatakan bahwa ini adalah serangan pesawat temput pemerintah. Pers kampus dalam pernyataan di akun Facebook oposisi menuding pesawat tempur MIG Suriah memberondong dua rudal dalam tiga menit ke arah kampus sehingga menghancurkan gedung dan jalan-jalan di sekitar kampus.
“Yang paling menyakitkan adalah gambaran sebuah tangan terpotong sedang memegang pensil dan sebuah kertas bearda di sampingnya,” ujar seorang mahasiswa bernama Abu Tayem melalui Skype. Siaran televisi pemerintah memperlihatkan mayat-mayat bergelimpangan dan beberapa mobil terbakar.
Aleppo sebagai kota kedua terbesar di Suriah adalah salah satu medan tempur paling sengit antara tentara pemerintah dan pejuang Tentara Pembebasan Suriah. Dalam 22 bulan konflik, PBB mencatat sudah lebih dari 60.000 orang yang tewas, kebanyakan warga sipil terutama perempuan dan anak-anak.
Upaya perdamaian yang dilakukan Lakhdar Brahimi, utusan khusus PBB-Liga Arab, hingga kini belum membuahkan hasil. Assad bersikeras tidak akan memenuhi tuntutan rakyat dan tetap menjabat. Dia mengatakan akan tetap menggempur para pemberontak yang berusaha menggulingkannya.
REUTERS | NEW YORK TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya