Brazil Ingin Pemilu Setelah Chavez Meninggal

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 16 Januari 2013 05:10 WIB

Hugo Chavez. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Brasilia - Brazil mendorong pemerintah Venezuela untuk menyelenggarakan pemilu secepat mungkin apabila memang Presiden Hugo Chavez meninggal dunia, seperti yang diungkapkan pejabat senior Brazil kepada Reuters, Selasa, 15 Januari 2013.

Hal ini merupakan intervensi kekuatan besar di Amerika Latin untuk memastikan transisi kepemimpinan yang terjadi di Venezuela berlangsung lancar. Pejabat senior Brazil menyatakan harapannya secara langsung kepada Wakil Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.

Chavez telah menunjuk Maduro sebagai suksesor yang direstuinya apabila ia gagal melawan kanker yang dideritanya. "Kami secara terbuka mengatakan, apabila Chavez meninggal, kami berharap untuk diadakan pemilu secepat mungkin," kata salah satu pejabat. "Menurut kami, hal itu sangat penting untuk menjamin terjadinya transisi demokrasi yang damai, yang mana itu merupakan keinginan utama Brazil."

Chavez sedang berada di Kuba untuk menjalani pengobatan kanker dan dia sudah tidak terlihat di depan publik sejak sebulan lalu. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa ia sudah dekat dengan ajalnya.

Konstitusi Venezuela mengatakan pemilu harus diadakan kurang dari 30 hari setelah meninggalnya presiden. Sebelum pergi menuju Kuba, Chavez mendesak rakyat Venezuela untuk mendukung Maduro sementara para oposisi dan lawan politik Chavez mempersiapkan segala kemungkinan untuk menghadapi pemilu.

Mahkamah Agung Venezuela membuat keputusan kontroversial dengan menunda pelantikan Chavez minggu lalu, yang memberikan celah bagi pemerintah yang sedang berkuasa sekarang untuk mempertahankan kekuasaannya.

Pemerintah Venezuela mengatakan bahwa kesehatan Chavez membaik meskipun infeksi paru-paru yang dideritanya masih membutuhkan perawatan khusus. Sikap Brazil terhadap Venezuela sangat penting karena negara tersebut merupakan negara terbesar di Amerika Latin dan merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi serta punya kekuatan diplomasi terbesar di wilayah tersebut.

Presiden Brazil Dilma Rousseff, adalah seorang kiri yang moderat. Partainya sangat mendukung Chavez satu dekade belakangan ini. Namun ia juga dianggap cukup demokratis dan netral untuk membantu Venezuela apabila krisis politik meletus. Brazil juga sudah menyampaikan keinginannya untuk menyegerakan berlangsungnya pemilu melalui utusan kepada pemimpin utama oposisi Venezuela Henrique Capriles.

Dengan dukungan mengenai solusi yang demokratis tersebut, Brazil berharap dapat menghalangi Capriles dan kelompoknya untuk memicu kerusuhan sipil apabila Chavez meninggal. "Kami bekerja keras untuk memastikan perdamaian tetap terjaga." kata pejabat tersebut. Capriles, yang diprediksi akan maju menghadapi Maduro pada pemilu, sejauh ini belum melakukan manuver apapun di tengah ketidakpastian politik ini. Minggu lalu ia mengatakan bahwa pendukung Chavez akan 'unggul' secara politik apabila terjadi kekacauan.

REUTERS | IRCHAM M. AGANOVI

Berita terkait

Melihat Air Terjun Tertinggi di Dunia, Angel Falls di Venezuela

26 Juni 2021

Melihat Air Terjun Tertinggi di Dunia, Angel Falls di Venezuela

Angel Falls di Venezuela memegang dua rekor dunia sebagai air terjun tertinggi.

Baca Selengkapnya

8 Ulah Pemimpin Dunia yang Mengejutkan di Majelis Umum PBB

26 September 2018

8 Ulah Pemimpin Dunia yang Mengejutkan di Majelis Umum PBB

8 Pidato dan perilaku pemimpin dunia yang mengejutkan saat sidang di Majelis Umum PBB antara lain Castro, Arafat, Chavez, dan Gadhafi.

Baca Selengkapnya

Jatuh-Bangun Venezuela dari Krisis Ekonomi

18 Mei 2018

Jatuh-Bangun Venezuela dari Krisis Ekonomi

Pemerintah Venezuela terus memperbaiki sistem yang dibangun sejak era Hugo Chavez agar lebih baik

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

6 Juli 2017

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka

Baca Selengkapnya

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

5 Juli 2017

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.

Baca Selengkapnya

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

29 Juni 2017

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.

Baca Selengkapnya

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

28 Juni 2017

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.

Baca Selengkapnya

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

28 Juni 2017

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.

Baca Selengkapnya

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

2 Mei 2017

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.

Baca Selengkapnya

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

28 April 2017

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.

Baca Selengkapnya