Ini Pria Yang Membuat PM Pakistan Terancam Dibui

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 15 Januari 2013 20:45 WIB

Seorang pria Pakistan (kanan) berdiri di dalam kiosnya yang didekorasi dengan lampu-lampu untuk menyambut Natal di kawasan Kristen di Islamabad, Pakistan, Senin (24/12). AP/Muhammed Muheisen

TEMPO.CO, Islamabad - Mahkamah Agung Pakistan Selasa, 15 Januari 2013, memerintahkan polisi segera menangkap Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf terkait kasus korupsi proyek pembangkit listrik. Mahkamah Agung memberikan waktu sampai 24 jam untuk menangkap Pervez bersama 16 orang lainnya.

Tindakan drastis Mahkamah Agung dipicu oleh aksi unjukrasa berhari-hari yang dipimpin seorang ulama populis, Muhammad Tahirul Qadri. Ulama ini punya ribuan pengikut.

Qadri menegaskan akan tetap berkemah di dekat gedung parlemen federal bersama ribuan pendukungnya hingga permintaannya agar PM Pakistan ditangkap, dipenuhi. Qadri sendiri baru saja kembali dari Kanada untuk memimpin gerakan yang meminta reformasi. Tindakannnya ini membuat dia dikenal banyak orang dan menuai simpati dari publik yang sedang kecewa terhadap pemerintah.

Seorang juru bicara Qadri mengatakan, para pemrotes akan tetap berkemah di sekitar gedung parlemen sampai pemerintah membubarkan parlemen dan mengumumkan pembentukan pemerintah sementara.

Politisi dari partai yang berkuasa curiga militer mendukung gerakan Qadri, dengan harapan itu akan memicu krisis politik. Krisis itu diprediksi akan memberikan kesempatan baru bagi tentara untuk ikut campur dalam politik Pakistan menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung musim semi ini.

Kampanye reformasi Qadri membuat sikap warga Pakistan terbelah. Beberapa orang menyebut dia sebagai pemimpin reformasi, namun yang lain melihat bahwa dia mungkin saja merupakan kaki tangan militer, yang dalam sejarah pernah melakukan kudeta dan mencampuri pemilihan umum.

Qadri memiliki massa besar dan ia bisa menggerakkan ribuan anggota organisasi keagamannya, Minhaj-ul-Quran, yang selama ini menjalankan jaringan sekolah, klinik kesehatan dan bantuan untuk korban bencana alam.

"Dia menghabiskan uang banyak dan menempatkan dirinya di garis depan. Dia di sini untuk mebebaskan orang-orang," kata Mohammed Waqas Iqbal, seorang pegawai pemerintah daerah yang datang dari sebuah desa di utara Punjab untuk mengikuti unjukrasa di Islamabad.

Qadri, yang memperoleh gelar doktor hukum Islam, mendapat simpati dari pendukungnya karena kesiapannya meninggalkan kehidupannya yang nyaman di Kanada dan berani menghadapi tantangan dan ancaman terkait partisipasinya dalam politik Pakistan. "Ia orang jujur, karena itu kami mempercayainya," kata Waqas Ali, seorang pedagang garmen dari Lahore, yang ikut unjukrasa.

REUTERS | BBC | ABDUL MANAN

Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya