Kisah Pembunuhan Kennedy Versi Keponakannya

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Sabtu, 12 Januari 2013 16:43 WIB

John F. Kennedy. hbo.com

TEMPO.CO, Dallas - Robert F. Kennedy Jr yakin bahwa seorang pria bersenjata tak sendirian bertanggung jawab atas pembunuhan pamannya, Presiden John F. Kennedy (JFK). Ia mengatakan, ayahnya menyebut laporan Komisi Warren, yang menginvestigasi kematian JFK, "memprihatinkan".

Kennedy dan adiknya, Rory, berbicara tentang keluarga mereka Jumat malam di depan hadirin yang memadati Winspear Opera House di Dallas. Mereka hadir untuk memperingati 50 tahun kematian JFK.

Paman mereka tewas pada 22 November 1963 dalam iring-iringan mobil melalui Dallas. Lima tahun kemudian, ayah mereka dibunuh di sebuah hotel di Los Angeles saat merayakan kemenangannya dalam pencalonan presiden Partai Demokrat.

Robert F. Kennedy Jr mengatakan, ayahnya menghabiskan satu tahun untuk bisa menerima kematian saudaranya. Ia menghabiskan waktu dengan membaca karya filsuf Yunani, cendekiawan Katolik Henry David Thoreau, dan penyair untuk "mencoba mencari tahu jenis implikasi eksistensial mengapa Tuhan mengizinkan ketidakadilan terjadi".

Dia mengatakan, ayahnya beranggapan Komisi Warren, yang menyimpulkan Lee Harvey Oswald bertindak sendirian dalam membunuh presiden, adalah "sepotong pekerjaan yang jelek". Dia mengatakan bahwa dia juga mempertanyakan laporan itu.

"Bukti saat ini saya pikir sangat, sangat meyakinkan bahwa dia tak sendirian melakukan ini," katanya. Tapi dia tidak mengatakan apa yang ia percaya mungkin terjadi.

Rose bertanya apakah ia percaya ada hubungan antara pembunuhan ini dan upaya gencar ayahnya, yang saat itu merupakan seorang jaksa agung, yang sangat agresif menumpas kejahatan terorganisasi. Kennedy menjawab, "Saya pikir itu benar."

Dia mengatakan, ayahnya melakukan penelitian untuk menyelidiki pembunuhan itu dan menemukan catatan telepon Oswald dan pemilik klub malam, Jack Ruby, yang dibunuh Oswald dua hari setelah pembunuhan presiden. "Itu seperti pekerjaan mafia," katanya.

Dia mengatakan, ayahnya, yang kemudian terpilih menjadi senator Amerika Serikat di New York, "cukup yakin" bahwa ada orang lain yang terlibat.

Ia mengenang, sebelum pergi ke Dallas, JFK berjanji padanya, yang saat itu masih anak-anak dan berminat pada pelestarian alam, untuk berdiskusi di Ruang Oval tentang polusi. Dia bahkan menangkap salamander untuk dihadiahkan kepada presiden. "Sayangnya, dia meninggal sebelum pertemuan itu," ujarnya.

AP | TRIP B


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya