TEMPO.CO, Tel Aviv - Ketakutan mulai meluas di kalangan rakyat Israel akibat perang sipil di Suriah, sehingga pemerintahan negeri Zionis itu memutuskan membangun pagar keamanan di sepanjang wilayah perbatasannya dengan Suriah.
Pengumuan rencana pembangunan itu disampaikan secara resmi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pidato mingguan di depan sidang kabinet. Menurutnya, pagar itu akan berdiri sepanjang 290 kilometer di sebelah selatan, yang berbatasan juga dengan Mesir.
"Kami segera mendirikan pagar dengan sedikit perubahan disesuaikan dengan keadaan kawasan di sepanjang Dataran Tinggi Golan," ucap Netanyahu.
Menurutnya, pembangunan itu dilatarbelakangi adanya gerakan pasukan Suriah dan kelompok jihad lainnya di dekat wilayah perbatasannya. "Kita akan mempertahankan wilayah ini dari penyusupan dan kaum teroris, sebagaimana kita telah sukses melakukannya di perbatasan Sinai."
Netanyahu menambahkan, "Pemerintah Suriah sangat tidak stabil dan kemungkinan besar menggunakan senjata kimia." Selama ini Israel telah mencaplok Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat, Gaza, dan Gurun Sinai, dalam perang 1967. Sebagian wilayah Sinai telah dikembalikan ke Mesir. Israel menganeksasi Dataran Tinggi Golan pada 1981 yang tidak diakui oleh komunitas internasional dan dikecam oleh Suriah, yang hingga saat ini mengklaim sebagai pemilik sah kawasan tersebut.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.