Bahrain Gunakan Tentara Saddam Atasi Unjuk Rasa

Reporter

Kamis, 3 Januari 2013 17:36 WIB

Raja Bahrain, Hamad bin Isa al-Khalifa (depan). REUTERS/Hamad I Mohammed

TEMPO.CO, Manama – Kehadiran para loyalis diktator Irak, Saddam Hussein, di Bahrain ternyata bukan tanpa tujuan. Menurut sumber yang bersaksi pada FARS News Agency, mereka bakal dijadikan tentara bayaran untuk melindungi Rezim Al Khalifa yang sudah berkuasa selama 40 tahun dari gelombang unjuk rasa yang semakin hari makin memanas di ibu kota Bahrain, Manama.

“Rezim butuh mereka untuk menekan lawan politiknya yang setiap hari bertebaran di jalanan Manama,” kata seorang sumber dari
Persia Gulf Cooperation Council (PGCC) kepada Fars News Agency, Rabu, 2 Januari 2013.

Belum jelas berapa dan bagaimana para tentara bayaran itu diberikan upah. Namun, pemberian status warga negara secara cuma-cuma yang berarti perlindungan dari hukum internasional itu lebih dari cukup buat para loyalis Saddam. Sebelum mendatangkan serdadu Irak pendukung Saddam, pemerintah Bahrain juga diduga telah merekrut lima ribu Salafi dari Yordania, Pakistan, Lebanon, Arab Saudi, Irak, Yaman, dan Afghanistan.

Saat ini, pemerintah Bahrain sudah merasa putus asa menghadapi demostrasi jalanan. Bentrokan antara polisi dan demonstran berlangsung hampir setiap hari. Sejauh ini, puluhan pengunjuk rasa tewas, ratusan orang hilang, dan ribuan lainnya telah terluka.

Amnesty International mengumumkan sudah lebih dari 200 orang aktivis ditangkapi. Risiko penyiksaan dan penghilangan paksa merupakan sebuah keniscayaan. Kelompok antirezim pemerintah mulai menggelar demonstrasi damai di Bahrain sejak pertengahan Februari 2011 lalu. Mereka menyerukan untuk mengakhiri pemerintahan dinasti Al Khalifa yang sudah memerintah 40 tahun lebih di kerajaan yang terletak di Teluk Persia itu.

SANDY INDRA PRATAMA | FARS NEWS AGENCY

Berita terkait

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

23 jam lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

4 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

7 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

8 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

8 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

9 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

9 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya