Peraih Nobel Ungkap Kebobrokan Presiden Liberia  

Reporter

Kamis, 13 Desember 2012 21:03 WIB

Laymah Gbowee. fastcompany.com

TEMPO.CO, MONROVIA-Peraih Nobel Perdamaian tahun 2011 asal Liberia, Laymah Gbowee, menyatakan kecewa berat dengan kepemimpinan Presiden Ellen Johnson Sirleaf karena menempatkan anggota keluarganya di posisi tertentu untuk mengeruk keuntungan alias nepotisme.


“Jika Anda menanyakan apakah saya kecewa, jawaban saya sungguh sangat kecewa kepada presiden kami, Ibu Ellen Johnson Sirleaf dalam memimpin negara ini,” kata Gbowee dalam satu wawancara dengan radio lokal di Monrovia baru-baru ini.


Sirleaf , kata Gbowee, dulunya pengkritik keras terhadap pemerintahan William Tolbert yang korup dan menerapkan nepotisme . Begitu juga dengan mantan Presiden Samuel Doe dituding melakukan korupsi.


Awalnya Gbowee mengagumi presiden perempuan pertama Liberia itu. Namun sekarang malah Sirleaf mengikuti perilaku orang-orang yang dikritiknya dulu dengan menempatkan sanak saudaranya di posisi ‘basah’ . Contohnya, Gbowee menyebut beberapa nama anggota keluarga Sirleaf seperti Charles, Robert, dan Fumbah Sirleaf yang menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Sentral, Penasehat Senior dan Ketua Dewan Perusahaan Minyak Nasional Liberia, serta Direktur Badan Keamanan Nasional.


Menurutnya, Sirleaf tidak banyak melakukan upaya pemberantasan korupsi sehingga membuatnya bertanya-tanya apa yang sesungguhnya berubah di Liberia . Justru jurang antara si miskin dan si kaya terus semakin melebar di Liberia.


Advertising
Advertising

Kekecewaan Gbowee sudah lama sebenarnya. Ia mundur dari jabatan sebagai Kepala Komisi Rekonsiliasi Nasional pada 8 Oktober lalu. Pasalnya, ia kecewa atas pernyataan Sirleaf yang menyebutnya terlalu belia untuk mengkritisinya. Kritikan pedas itu dijawab Gbowee dengan mengatakan dirinya tidak terlalu belia untuk mengetahui apa yang benar dan salah.


Dalam bukunya berbahasa Prancis yang berjudul “Mighty Be Our Powers” , Gbowee menuangkan pemikirannya mengenai tiga hal : korupsi, nepotisme, dan ketiadaan kemauan politik Presiden Sirleaf dan pemerintahannya untuk mempromosikan rekonsiliasi nasional. Ia pun berpendapat pengunduran diri mantan menteri keuangan itu sebagai jalan keluar terbaik.


ALL AFRICA I MARIA RITA



Berita terkait

WHO: Liberia Terbebas dari Ebola  

10 Mei 2015

WHO: Liberia Terbebas dari Ebola  

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu, 9 Mei 2015, menyatakan Liberia telah sepenuhnya bebas dari Ebola.

Baca Selengkapnya

Wabah Ebola, Warga Guinea Tolak Seks dan Salaman  

2 April 2014

Wabah Ebola, Warga Guinea Tolak Seks dan Salaman  

Wabah sejauh ini diduga menewaskan sedikitnya 83 orang di Guinea dan kini menyebar ke Liberia.

Baca Selengkapnya

Dituntut Penjahat Perang, Taylor Divonis 50 Tahun

30 Mei 2012

Dituntut Penjahat Perang, Taylor Divonis 50 Tahun

Dia terbukti bertanggungjawab untuk membantu dan memfasilitasi
sejumlah kejahatan yang paling keji dan brutal dalam catatan
sejarah.

Baca Selengkapnya

Berlian Berdarah Naomi Campbell

5 Agustus 2010

Berlian Berdarah Naomi Campbell

Setelah beberapa kali menampik, supermodel Naomi Campbell akhirnya mengaku menerima hadiah berlian yang dijuluki 'blood diamond' itu di depan Mahkamah Kejahatan Internasional di Den Haag, Belanda, Kamis (5/8).

Baca Selengkapnya

Mantan Presiden Liberia Menolak Tuduhan Kanibal

28 Juli 2009

Mantan Presiden Liberia Menolak Tuduhan Kanibal

Mantan Presiden Liberia Charles Taylor mengatakan dia muak dengan tuduhan kejahatan perang di pengadilan bahwa ia memakan daging manusia, dalam kesaksian oleh mantan ajudannya yang buta huruf.

Baca Selengkapnya