TEMPO.CO, Bamako, Mali - Perdana Menteri Mali, Cheick Modibo Diarra, mengundurkan diri setelah beberapa jam ditahan militer menjelang keberangkatannya ke Prancis untuk berobat. Kabar pengunduran ini diwartakan kantor berita AFP, mengutip siaran televisi nasional ORTM.
"Saya, Cheik Modibo Diarra, mengundurkan diri dari pemerintahan saya," Diarra menjelaskan dalam sebuah pidato yang diudarakan oleh ORTM. Dia tak memberikan alasan pengunduran dirinya.
Bakary Mariko, juru bicara militer yang mengambil kekuasaan dalam kudeta 21 Maret 2012, mengatakan, pengunduran diri Diarra setelah dia ditahan, bukan karena kudeta. Selanjutnya, akan ada pengganti perdana menteri sesegera mungkin. "Ini bukan kudeta baru," kata Mariko kepada televisi France 24.
Mariko mengatakan, Diarra ditahan saat akan mencoba meninggalkan negara setelah "menghadapi berbagai masalah". Diarra menjadi pejabat sementara perdana menteri sejak April 2012 ketika militer mengambil alih kekuasaan yang dikembalikan ke sipil.
Salah seorang anggota rombongan Diarra mengatakan kepada AFP, dia ditahan oleh sekitar 20 tentara pada Senin dinihari waktu setempat, 10 Desember 2012.
Sebelumnya, Diarra ditahan oleh tentara di rumahnya, di Ibu Kota Bamako, Senin, 10 Desember 2012. Menurut kabar, penahanan ini terkait dengan kudeta yang dilakukan oleh Kapten Amadou Sanogo. Saat ditahan, Diarra bersiap-siap meninggalkan negaranya menuju Prancis dengan alasan untuk berobat.
Pria 60 tahun ini adalah seorang ahli fisika yang pernah bekerja di lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA. Semasa berkuasa, Diarra mendukung rencana intervensi militer Afrika Barat ke sebagian wilayah Mali yang dikuasai oleh kelompok Islam garis keras dan sparatis Tuareg. Namun dukungan itu menuai ketegangan antara militer yang memimpin kudeta dan perdana menteri dari kalangan sipil.
Banyak kalangan militer menentang intervensi asing seraya menyebutkan bahwa yang mereka butuhkan adalah bantuan keuangan dan dukungan logistik. Juru bicara militer, Bakary Mariko, mengatakan kepada BBC, pengganti perdana menteri segera ditunjuk oleh presiden sementara.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL
Terpopuler:
Israel Gunakan Burung Bangkai Sebagai Mata-mata
Penyiar 2Day FM Keluar dari "Persembunyian"
21 Desember Kiamat, Ini Kata Sesepuh Suku Maya
Negara-negara Arab Setuju Bantu Palestina
Dua Pejabat Afganistan Dibunuh
Kesalahan Teknis, Korea Utara Tunda Luncurkan Roket
Penyusup Tembaki Demonstran Anti-Mursi di Kairo
Chavez Janji Segera Kembali
Badai Bopha Filipina Tewaskan 650 Orang
Berita terkait
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali
1 Mei 2017
Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.
Baca SelengkapnyaPertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang
23 Agustus 2016
Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.
Baca SelengkapnyaPenyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari
23 November 2015
Senegal siap membantu Mali.
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab
23 November 2015
Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.
Baca SelengkapnyaSayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
21 November 2015
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.
Baca SelengkapnyaSerangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas
21 November 2015
Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI
20 November 2015
Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi
Baca SelengkapnyaTeror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali
20 November 2015
Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.
Baca SelengkapnyaDetik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera
20 November 2015
Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.
Baca SelengkapnyaTak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali
20 November 2015
Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.
Baca Selengkapnya