TEMPO.CO, Istanbul - Rusia dan Turki tak mencapai kata sepakat dalam menyikapi konflik internal Suriah. Hal tersebut disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin seusai mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul, Senin, 3 Desember 2012.
"Rusia dan Turki, untuk saat ini, tidak dapat menemukan pendekatan bersama atas metode bagaimana mengatur situasi di Suriah. Namun penilaian kami terhadap situasi benar-benar tepat," kata Putin dalam acara jumpa pers bersama Erdogan.
Pada kesempatan itu, Erdogan mengatakan kepada Putin, Rusia harus menghentikan dukungannya terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad. Namun permintaan itu ditolak Putin. "Kami bukan pembela rezim yang ada di Suriah, saya sudah menyatakan hal ini. Kami prihatin tentang sesuatu dan kami tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalu."
Hubungan Rusia dan Turki sempat tegang pada Oktober 2012 ketika jet tempur Turki mencegat sebuah pesawat sipil Suriah yang terbang dari Moskow menuju Damaskus karena diduga membawa perlengkapan militer. Kejadian itu membuat Moskow gusar. Di acara jumpa pers, Erdogan mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Turki dan Rusia siap meningkatkan kerja sama guna memecahkan masalah yang dihadapi Suriah.
Pertemuan antarpemimpin negara itu juga membahas permintaan Turki terhadap NATO, organisasi pertahanan Atlantik Utara, untuk menempatkan misil anti-serangan udara di sepanjang perbatasan negaranya dengan Suriah.
Rusia keberatan dengan permintaan tersebut seraya memperingatkan bahwa penempatan senjata itu dapat memperluas konflik dengan organisasi aliansi militer Barat. Namun Turki berdalih bahwa penempatan misil Patriot di wilayah perbatasannya semata-mata untuk mempertahankan diri.
Demonstran di luar kantor Erdogan berteriak-teriak anti-Putin. Kejadian serupa berlangsung di depan kantor konsulat Rusia di Istanbul sebelum kedua pemimpin negara itu memulai pertemuan, Senin.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Bupati Garut Aceng: Saya Masih Sayang Fany
3 Alasan Bupati Garut Ceraikan Fany Octora
SBY Minta Mendagri Pantau Bupati Garut
Jokowi: Mending Saya Tidak Jadi Gubernur
Janda Bupati Garut Sebenarnya ''Ogah'' Lapor ke Polisi
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya