Polisi berjaga-jaga di luar rumah Gubernur Caqueta, Kolombia, Luis Francisco Cuellar (23/12). Cuellar ditemukan tewas ditembak, setelah diculik gerilyawan FARC kemarin. AP/William Fernando Martinez
TEMPO.CO, Havana - Menteri Pertahanan Kolumbia, Juan Carlos Pinzon, menyatakan bahwa pasukan angkatan bersenjata negara menolak melakukan gencatan senjata selama dua bulan sebagai upaya menuju perdamaian seperti yang dibicarakan di Havana, ibu kota Kuba, Senin, 19 November 2012.
Sikap tersebut perlu disampaikan oleh Pinzon guna menanggapi pengumuman gencatan senjata unilateral, Senin, 19 November 2012. Pengumuman tersebut sebelumnya dikeluarkan oleh juru runding senior pemberontak kartel obat bius, alias Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), Ivan Marquez.
Marquez dalam pernyataannya mengatakan, gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan FARC berlangsung efektif Senin malam waktu setempat selama dua bulan. Jika gencatan senjata ini benar-benar terjadi, hal tersebut merupakan gencatan senjata pertama kali sejak satu dekade silam. Upaya gencatan senjata telah berlangsung di Kuba, mempertemukan pihak pemerintah dengan pemberontak untuk mengakhiri konflik berdarah yang sudah terjadi sejak 50 tahun.
Pinzon mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada wartawan di Bogota, militer Kolombia memiliki tugas konstitusional guna menekan seluruh tindak kejahatan yang bertentangan dengan konstitusi. Dia menambahkan, FARC merupakan organisasi teroris yang telah melakukan berbagai kejahatan selama bertahun-tahun.
Juru runding FARC, Marquez, menjelaskan, Senin, para pemberontak akan mematuhi kesepakatan antara kedua belah pihak dengan cara menghentikan serangan sejak Senin malam hingga 20 Januari 2013.
Dia katakan, sikap tersebut dilakukan guna membantu menenteramkan suasana saling menghormati menuju langkah dialog. Menurutnya, sudah saatnya pemerintah Kolombia melakukan tranformasi kekuasaannya.
Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta
5 Mei 2017
Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta
Seorang perempuan di Kolombia harus dioperasi setelah menelan uang kertas senilai US$ 7.000 atau sekitar Rp 93,3 juta setelah bertengkar dengan suaminya.