Penerjemah di Suriah Mirip Antonio Banderas  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 20 November 2012 14:23 WIB

Tentara Pembebas Suriah menumpuk batu untuk tempat perlindungan di kawasan Bustan Al-Basha, Aleppo, Suriah, Ahad (28 Oktober 2012). Tentara Pembebas Suriah menguasai sebagian besar kawasan ini. TEMPO/Pramono

TEMPO.CO, Aleppo - Penerjemah merupakan salah satu pekerjaan "dadakan" yang muncul setelah perang berkecamuk di Suriah.

Selain memudahkan orang asing yang sedang bertugas di daerah itu, para penerjemah ini sekaligus menjadi penunjuk jalan atau pelobi supaya bisa masuk Suriah. Sesuai hukum ekonomi, mereka juga memasang tarif yang bermacam-macam, tergantung sulit-mudahnya permintaan pelanggan.

Seorang penerjemah yang ditemui Tempo mengaku bernama Ahmed, 27 tahun. Meski berasal dari Suriah, gayanya mirip Antonio Banderas. Rambutnya gondrong dan selalu digerai.

Ke mana-mana, ia selalu membawa jas hitam dan mengenakan kaus hitam dengan huruf "v" putih. Sudah tiga bulan ini dia tinggal di Hotel Istanbul, hotel kecil di Kota Kilis, yang berbatasan langsung dengan Suriah.

Setiap hari, Ahmed berkeliling di pusat Kota Kilis. Selain menawarkan diri menjadi penerjemah, ia juga menjajakan jasa masuk ke Suriah kepada sejumlah wartawan asing yang tersebar di empat hotel di Kilis. "Bisa legal, bisa ilegal,” katanya, Senin pekan lalu.

Bayarannya sekitar US$ 100 untuk melintasi perbatasan dan US$ 50 tiap dua jam untuk menerjemahkan. Setelah itu, temannya dari Suriah akan menjemput dan mengantar ke wilayah utara Suriah. Ahmed tidak mau mengantar masuk ke dalam Suriah.

Pengakuan pria yang hanya menyebutkan berasal dari timur Suriah ini, pemerintah Suriah mencarinya karena mendukung pemberontakan dengan meretas situs negara. Ahmed yang menambahkan “Java” di belakang namanya karena suka dengan kopi Jawa ini akhirnya meninggalkan keluarganya.

Tak hanya Ahmed. Di Hotel Istanbul, ada juga Hasan, pria Suriah. Karena bahasa Inggrisnya pas-pasan, Hasan hanya membantu mereka yang berbahasa Arab atau Turki. Di perbatasan, pusat media Azaz milik Tentara Pembebas Suriah juga menyediakan jasa pemandu dan penerjemah—biasa disebut fixer.

Alaaeddin salah satunya. Dengan biaya US$ 200-500, ia akan mengantar masuk ke Aleppo dengan mobil. Besar bayarannya tergantung lama dan jarak tempuh bepergian.

Tarif paling mahal dipasang oleh Yassir al-Hajj. Warga Suriah keturunan Amerika ini memasang biaya US$ 800 per hari. Ia mengaku pernah bekerja dengan kantor media internasional seperti CNN dan Associated Press.

“Saya mahal karena saya punya jaringan lebih luas dibanding yang lain,” katanya. Yassir juga membuka pusat media di Marea, dekat Azaz.

Di dalam Aleppo, ada juga pusat media yang didirikan Abdullah. Membayar US$ 100 per hari, wartawan bisa tinggal di sini. Fasilitasnya tak bagus-bagus amat. “Tak ada air. Jaringan wi-fi juga tak ada, hanya ada kabel untuk koneksi internet yang lambat,” kata Elena, wartawan asal Bulgaria, yang tidur di tempat Abdullah.

Biasanya, para penerjemah ini juga berfungsi sebagai sopir. Mereka kerap mengambil posisi di depan jurnalis sebelum masuk ke garis depan. Tapi, tak semuanya begitu.

“Saya pernah lihat ada penerjemah lari paling cepat waktu ada mortir. Setelah itu dia menangis ketakutan,” kata Sherwan Jahfer, mantan jurnalis Syria Today yang kini menjadi penerjemah di Kilis. “Dapat fixer jelek, ya begitu. Tergantung nasib saja,” katanya.

PRAMONO

Berita terpopuler lainnya:
Pacar Sewaan Ada di Jepang

Roket dari Mesir Hantam Israel

Pejabat Israel Bersumpah Lakukan ''Holocaust''

Ketua KPK: Tersangka Century Tunggu Besok di DPR

Fatah-Hamas Sepakat Bersatu Melawan Israel

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya