Ketika Obama Mampir ke Rumah Suu Kyi

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Senin, 19 November 2012 23:52 WIB

Pemimpin pro demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Yangon - Presiden AS Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton melakukan kunjungan ke rumah pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi di Myanmar. Keduanya mampir ke rumah tokoh pro-demokrasi itu di sela-sela acara pertemuan para pemimpin ASEAN.

Rombongan Obama disambut Suu Kyi di halaman rumahnya. Pria yang baru terpilih untuk kedua kalinya sebagai presiden ini memeluknya dan memuji dia sebagai inspirasi pribadinya. Suu Kyi menghabiskan sebagian besar dari 20 tahun terakhir dalam tahanan rumah di rumah itu.

Obama menyatakan Suu Kyi merupakan "ikon demokrasi yang membuat orang terinspirasi tidak hanya di negeri ini tetapi di seluruh dunia".

"Hari ini menandai langkah berikutnya dalam babak baru antara Amerika Serikat dan Burma," katanya, menggunakan nama negara yang dia suka. Sebelum meninggalkan rumah itu, ia memeluk dan mencium Suu Kyi.

Pada wartawan, Suu Kyi mengucapkan terima kasih pada Obama untuk mendukung proses reformasi politi di negerinya. Sia memperingatkan bahwa waktu yang paling sulit adalah "ketika kita berpikir bahwa kesuksesan sudah di depan mata".

"Kemudian kita harus sangat berhati-hati bahwa kita tidak terpikat oleh fatamorgana keberhasilan dan bahwa kita bekerja menuju kesuksesan asli untuk rakyat kita," katanya.

TELEGRAPH | TRIP B

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya