Puluhan Ribu Pekerja Kesehatan Spanyol Unjuk Rasa  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 19 November 2012 19:00 WIB

Demonstrasi pekerja kesehatan di Spanyol (18/11). REUTERS/Susana Vera

TEMPO.CO, Madrid - Puluhan ribu pekerja di sektor kesehatan Spanyol, di antaranya dokter, perawat, dan pegawai rumah sakit, meenggelar unjuk rasa di Madrid, Spanyol, pada Minggu, 18 November 2012 waktu setempat untuk memprotes kebijakan pemerintah soal pemangkasan anggaran dan privatisasi di sektor kesehatan.

Dengan mengenakan pakaian berwarna putih, para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel “Kesehatan publik” dan “Kesehatan adalah sebuah hak. Kami akan perjuangkan”. Banyak di antara demonstran mengenakan mantel bertulisan “Untuk Dijual”.

Unjuk rasa ini dilakukan setelah Pemerintah Spanyol mengeluarkan kebijakan yang memangkas anggaran kesehatan untuk mengurangi angka defisit negara itu akibat krisis zona Euro. Pemerintah Spanyol juga akan memprivatisasi lima rumah sakit sebagai bagian dari penghematan pada 2013. Para pekerja medis khawatir privatisasi akan mendorong pemangkasan tenaga kerja dan mengancam pelayanan kesehatan.

Selama beberapa pekan terakhir, para pengunjuk rasa telah menduduki sedikitnya 20 rumah sakit di Madrid untuk memprotes kebijakan tersebut.

Jaime Rodriguez, dokter Rumah Sakit Leganes di Madrid, mengatakan pemangkasan anggaran telah merugikan pelayanan kesehatan bagi warga akibat kondisi pekerja di sektor itu memburuk. “Sebagai contoh, seorang pasien berusia 90 tahun telah menjalani perawatan di ruang unit gawat darurat selama lima hari karena tidak ada ruangan gratis di mana pun di rumah sakit,” ujarnya.

Warga Spanyol harus membayar biaya kesehatan lebih mahal. Warga pensiunan yang sebelumnya bisa menikmati pelayanan kesehatan gratis saat ini harus membayar biaya kesehatan sebesar 10 persen dari total tagihan bulanannya.

“Pemangkasan anggaran berakibat pada pasokan obat. Beberapa pasien sekarang harus berebut untuk bisa diobati,” kata Dokter Spesialis Pencernaan, Daniel Domingo, seperti dilansir Channel News Asia, Senin, 19 November 2012.

Pemerintah Spanyol telah memangkas anggaran dan menargetkan bisa menghemat 150 miliar euro pada 2012-2014. Kebijkan ini menuai aksi protes dari masyarakat Spanyol, bukan hanya dari sektor kesehatan.

Pada Sabtu pekan lalu, ribuan polisi juga melakukan aksi turun ke jalan di Madrid untuk memprotes pemotongan upah. Sebelumnya, pekerja di sektor pendidikan juga melakukan aksi serupa.

CHANNEL NEWS ASIA | ABDUL MALIK


Terpopuler:
Foto Obama Gaya ''Alay'' Mendunia

Mahasiswi Telanjang demi Kalender Amal 2013

Militer Israel Siapkan Operasi Bawah Tanah

Pria Turki Perkosa Bebek

Selingkuhan Bos CIA "Rekonsiliasi" dengan Suami

David Cameron Desak Israel Akhiri Serangan

Berita terkait

Kementan-Polri Berkolaborasi Hadapi Tantangan dan Krisis Global

29 Agustus 2023

Kementan-Polri Berkolaborasi Hadapi Tantangan dan Krisis Global

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan Mabes Polri mempererat kerjasama pendataan penggilingan padi dan stok beras sebagai upaya bersama menghadapi tantangan dan krisis global.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

10 Mei 2023

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan subsektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mesih tertekan akibat krisis global.

Baca Selengkapnya

3 Pernyataan Menko Airlangga Hartarto Seputar Pengesahan UU Cipta Kerja

23 Maret 2023

3 Pernyataan Menko Airlangga Hartarto Seputar Pengesahan UU Cipta Kerja

Menko Airlangga Hartarto ikut menyampaikan pandangan pemerintah atas pengesahan UU Cipta Kerja, berikut 3 pernyataannya

Baca Selengkapnya

Silicon Valley Bank Bangkrut, Jokowi: Semua Negara Tunggu Efek Dominonya

15 Maret 2023

Silicon Valley Bank Bangkrut, Jokowi: Semua Negara Tunggu Efek Dominonya

Jokowi menunggu dampak yang ditimbulkan dari bangkrutnya Silicon Valley Bank atau SVB, bank yang mendanai start up di Amerika Serikat, pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Lockdown Ketat di Cina, Apindo: Agak Miris

5 Desember 2022

Lockdown Ketat di Cina, Apindo: Agak Miris

Apindo khawatir lockdown dapat berpengaruh signifikan terhadap transaksi kerja sama dengan Cina yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 135 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingin Inflasi Ditangani seperti Covid-19, Tito: Setiap Minggu Dibahas dan Dievaluasi

5 Desember 2022

Jokowi Ingin Inflasi Ditangani seperti Covid-19, Tito: Setiap Minggu Dibahas dan Dievaluasi

Jokowi mengklaim upaya pemerintah mengendalikan inflasi di Tanah Air sudah detail dan cukup berhasil.

Baca Selengkapnya

Hadapi Ancaman Krisis Global, Gubernur BI: Hidup adalah Ketidakpastian

5 Desember 2022

Hadapi Ancaman Krisis Global, Gubernur BI: Hidup adalah Ketidakpastian

BI membeberkan tiga langkah yang akan diambil Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Indef Sebut RI Hadapi Tantangan Kombo di 2023, Krisis Global hingga Tahun Politik

5 Desember 2022

Indef Sebut RI Hadapi Tantangan Kombo di 2023, Krisis Global hingga Tahun Politik

Dari sisi global, Indef melihat tantangan ekonomi Indonesia bermuasal dari krisis karena perang Rusia dan Ukraina yang tak pasti kapan akan berakhir.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Kaum Muda Beruntung Saksikan Respons Negara Hadapi Krisis Global

2 Desember 2022

Sri Mulyani Sebut Kaum Muda Beruntung Saksikan Respons Negara Hadapi Krisis Global

Dalam kondisi yang serba tak pasti, Sri Mulyani mengatakan generasi muda dapat melihatnya sebagai bekal pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Krisis Pangan dan Energi 2023

2 Desember 2022

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Krisis Pangan dan Energi 2023

Sri Mulyani melihat potensi memburuknya perekonomian telah bergeser dari ancaman pandemi ke krisis global.

Baca Selengkapnya