Pemuda Palestina memanjat tiang untuk mengibarkan bendera Hamas di Ofer, Tepi Barat, (198/11). Para pemuda bentrok dengan tentara Israel, saat memprotes penyerangan Israel ke Jalur Gaza. REUTERS/Mohamad Torokman
TEMPO.CO, Tel Aviv - Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, menyerukan gencatan senjata Israel-Palestina setelah ketegangan di kawasan itu yang telah terjadi hampir satu minggu ini. Bahkan, Fabius menawarkan bantuan untuk memuluskan proses itu.
"Perang bukanlah pilihan, tak pernah jadi pilihan. Dua kata kunci adalah 'mendesak' dan 'gencatan senjata'," kata dia saat berkunjung ke Israel dan wilayah Palestina, Ahad, 18 November 2012.
Menurut Fabius, situasi di Jalur Gaza, di bagian Israel, sangat sulit. Banyak korban tewas karena agresi kedua belah pihak. "Prancis ingin menjadi fasilitator dalam gencatan senjata ini," ujarnya.
"Saya pikir presiden Mesir juga bisa memiliki peran penting dalam menyelesaikan krisis ini," Fabius menambahkan.
Sebelum bertemu dengan Fabius, Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, mengatakan Israel tidak akan melakukan gencatan senjata selama kelompok Hamas di Jalur Gaza tetap menyerang dengan roket dari kantong-kantong pos mereka di Palestina. "Kami ingin persetujuan jangka panjang," kata dia.
Bahkan, sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mereka siap meluaskan serangan secara signifikan melawan Hamas selagi mereka menerima Fabius yang dalam hal ini mempromosikan gencatan senjata.