Jualan Bensin, Alternatif Pekerjaan Saat Perang Suriah  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 18 November 2012 08:41 WIB

Tentara Pembebas Suriah menumpuk batu untuk tempat perlindungan di kawasan Bustan Al-Basha, Aleppo, Suriah, Ahad (28 Oktober 2012). Tentara Pembebas Suriah menguasai sebagian besar kawasan ini. TEMPO/Pramono

TEMPO.CO, Aleppo - Sejak berkobarnya pemberontakan menentang pemerintahan Suriah, kondisi di negara ini tak menentu. Mereka yang biasa bekerja sebagai mekanik sampai pelajar misalnya, tiba-tiba beralih profesi. Salah satu pekerjaan yang memungkinkan dalam siatusi negara yang sedang 'ruwet' adalah berjualan bensin.

Salah satu pom bensin tempat truk-truk dari Turki mengisi bensin, Al Salameh, sudah tak beroperasi lagi. Pompa bensin yang terletak 1 kilometer dari perbatasan Bal al-Salama, utara Suriah, itu kini hancur. Sebagian atapnya rontok. Mesin pengukurnya gosong.

Di seluruh wilayah utara Suriah, semua stasiun pengisian bahan bakar tutup. Sebagian bernasib seperti Al Salameh, porak-poranda. Beberapa yang masih tersisa dijadikan tempat pengungsian warga Suriah.

Harga bensin pun melonjak tajam sejak perang melanda negara ini. Sebelumnya, harga bensin hanya 50 pound Suriah atau sekitar Rp 7.000 per liter. Sekarang harganya 110 pound atau sekitar Rp 15.000. Oli lebih mahal lagi. Harganya yang dulu hanya 50 pound per liter, sekarang harus ditebus lima kali lipat.

Meski tiada pom bensin, tak sulit mencari bahan bakar. Di sepanjang jalan pasti ada penjual bensin eceran. Apalagi memasuki kawasan pemukiman. Deretan penjual bensin setia menanti pelanggan.

Dalam jarak 100 meter, bisa ada 3 hingga 10 penjual bahan bakar. Mereka membawa drum-drum bensin, lengkap dengan jerigen dan corong. Biasanya para penjual bensin ini juga memajang berbagai merek rokok.

Abu Aymn, 34 tahun, ikut berjualan bensin di jalur Souran-Ajhktreen-Albab. Ia tak perlu repot mencari suplai bensin. Setiap hari, ada penjual bensin besar mengantar drum-drum bensin dengan mobil pikup.

Dalam sehari, penghasilan Abu Aymn mencapai 1000 pound. Bagi Abu, jumlah itu tidaklah besar karena harga barang juga naik tajam. “Tapi cukuplah untuk hidup sederhana,” kata ayah dua anak ini kepada Tempo.

Ia mengaku terpaksa berjualan bensin karena tak bisa lagi bekerja sebagai buruh bangunan. Dalam kondisi perang, hampir mustahil menemukan penduduk membangun atau memperbaiki rumah. Kalaupun ada, jumlah pekerjanya sangat sedikit.

Pedagang bensin lainnya, Amir Husein, 19 tahun, mengaku masih ingin melanjutkan kuliahnya di Universitas Aleppo. Tapi sejak perang, ia tak bisa kuliah lagi.

Meski membenci rezim Bashar al-Assad, Amir tak bisa seperti teman-temannya yang bergabung dengan Tentara Pembebas Suriah. “Orang tua saya tak mengizinkan. Sekarang saya butuh uang, terpaksa jualan bensin,” katanya.

PRAMONO (SURIAH)

Berita terpopuler lainnya:
Masuk Suriah, Ucapkan Salam Lancar Kemudian

Militer Suriah Serang Pemberontak di Allepo

Tentara Oposisi Suriah Tembak Jatuh Helikopter

Pemberontak Suriah Terkesima Rokok Indonesia

Pintar-pintar Mencari Jalan di Suriah

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya