TEMPO.CO, Chicago - Lengan kemeja putihnya digulung setengah sampai ke bawah siku. Dasi abu-abu dan celana hitam membuat penampilannya terlihat tetap formal.
Dengan gaya santai, pria kurus tinggi hitam manis itu mulai memberikan pidato di hadapan sejumlah orang yang telah menunggunya. Bicaranya khas, dengan intonasi kuat pada beberapa titik kalimatnya.
Dipertengahan pidato, air mata tiba-tiba mulai mengalir dari mata kanannya saat dia mengucapkan "Saya sangat bangga pada kalian, pada apa yang telah kalian selesaikan." Refleks tangannya sesekali menyeka air mata yang mengalir tipis di bawah mata kanannya.
Pria itu adalah Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang baru saja kembali terpilih menjadi presiden Amerika Serikat untuk kedua kalinya. Ia tak kuasa menahan haru saat mengucakan terima kasih kepada tim suksesnya di kantor pusat pemenangannya di Chicago, Amerika Serikat, Rabu, 8 November 2012.
Obama terus mencoba menghapus air mata dengan satu jari telunjuk dan jari tengahnya bergantian. Sesaat ia menutup mata dan mengatur napasnya ketika tepuk tangan membahana. Sedikit terdiam, ia lalu kembali mencoba mengatur kalimat-kalimatnya.
Menurut Obama, apa yang telah tim suksesnya lakukan sangat berarti baginya. "Yang terpenting yang harus kalian ketahui adalah perjalanan ini baru saja dimulai. Kalian baru saja memulainya," kata dia.
Obama memang terlihat emosional dalam pidatonya yang berlangsung lebih dari lima menit itu. Di awal pidatonya, Obama menceritakan pertama kalinya ia datang ke Chicago. Saat itu, menurut dia, usianya baru 25 tahun dan berambisi membuat perubahan. Sayangnya, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya.
Namun, melihat kinerja sukarelawan dan tim suksesnya, pria berusia 51 tahun ini mengatakan bahwa hal tersebut mengingatkan pada dirinya saat masih muda. "Tapi jelas kalian lebih bagus daripada saya pada saat itu dalam berbagai hal. Kalian lebih cerdas, terorganisasi, dan saya sangat nyaman dengan kalian semua," kata pria keturunan Afrika-Amerika ini.
Dalam pidato lima menit itu, Obama terlihat sangat bangga dan berterima kasih kepada semua pihak yang membuatnya memenangi pertarungan melawan pesaingnya, Mitt Romney. "Karena apa yang kalian lakukan berarti bahwa pekerjaan yang saya lakukan adalah penting, dan saya benar-benar bangga karenanya, dan sangat bangga dengan kalian semua," ujarnya.
Tepuk tangan membahana menutup pidato singkat Obama tersebut. Video pidato singkat Obama dengan sedikit tangis haru sekitar lima menit ini diambil oleh sukarelawan tim kampanye Obama. Video ini sudah diunggah ke Youtube dan mendapat respons yang luar biasa dari publik.
BBC | MUNAWWAROH
Berita terpopuler lainnya:
Dunia Sambut Barack Obama Lagi
Barack Obama Klaim Bisa Joget Gangnam Style
Obama Menang, Eks Guru SD-nya di Menteng Terharu
Nama Bayi Kembar Ini Barack Obama dan Mitt Romney
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya