TEMPO.CO, Azaz - Posisi dua tenda di pengungsian warga Suriah di perbatasan Kota Azaz-Kilis, Turki itu saling memunggungi. Yang satu menghadap ke barat, lainnya menghadap ke timur. Padahal, pintu tenda-tenda lain yang berjejeran selalu menghadap ke arah yang sama.
Di dua tenda itulah hidup dua istri Mustafa Abass, 49 tahun, pengungsi asal Marea, kota kecil di dekat Azaz. Di tenda yang satu, Mustafa menempatkan istri pertamanya, Sabha, 50 tahun. Di sampingnya, tinggal istri mudanya, Wafaa Soleh, 35 tahun. “Kalau tidak dibikin begitu, keduanya pasti ribut melulu,” kata Mustafa kepada Tempo, Selasa lalu.
Mustafa bercerita, Sabha sebenarnya merupakan istri kakak lelakinya. Setelah kakaknya meninggal, Mustafa mengambil Sabha yang sudah memiliki tiga anak sebagai istri. Kemudian, sopir bus ini menikah lagi dengan Wafaa. Dari Sabha, Mustafa mendapat lima anak lagi. Sedangkan Wafaa memberinya tujuh anak.
Sebagian besar anak-anak Mustafa berusia sebaya. Paling tua berusia 29 tahun. Pria yang menggunakan tongkat karena kakinya patah setelah kecelakaan motor ini mampu mengingat semua nama anaknya.
Menurut Mustafa, rumah dua istrinya di Marea pun bersebelahan, dengan jarak pemisah sekitar 20 meter. Memang, jarak antar-rumah di Marea tak terlalu rapat. Dengan jarak itu saja, kata Mustafa, Sabha dan Wafaa kerap bertengkar. “Saya memang tidak menyukai Wafaa,” kata Sabha.
Sejak enam pekan lalu, Mustafa mengungsi dari Marea ke kawasan perbatasan. Rumahnya rusak karena terkena bom dari pesawat pemerintah. Untuk membawa keluarganya ke pengungsian, Mustafa harus dua kali bolak-balik. Sesuai prinsip first come first served, dengan mobil sewaan, ia membawa Sabha dan anak-anaknya lebih dulu, lalu balik menjemput Wafaa.
Mustafa memilih tinggal bersama istri tuanya. Musababnya, di tenda itu hanya ada delapan orang, sebagian anaknya dan menantunya. Sedangkan di tenda Wafaa, ada sepuluh orang, juga diisi anak dan menantunya. Dengan ukuran tenda hanya 3x3 meter, “Ya tentu saya pilih yang lebih longgar,” katanya diiringi tawa.
Tentu saja pilihan Mustafa ini tak disukai Wafaa. Nyaris tiap kali Mustafa tinggal di tenda Sabha, Wafaa marah. Kalau sudah begini, Mustafa punya jurus jitu. "Saya tinggalkan saja keduanya," katanya sambil kembali tertawa.
Penanggung jawab pengungsi di kawasan yang ditempati Mustafa, Ismail Alsnne, mengatakan sebelumnya di kawasan itu juga ada satu pria membawa tiga istrinya. Tiap hari, keributan di antara tiga istri yang tendanya berdekatan itu terus terjadi. “Untung mereka sudah pindah ke Turki,” kata Ismail.
PRAMONO
Berita Terpopuler:
Atut-Jokowi Bertemu, Wali Kota Tangerang: ''EGP''
Badan Kehormatan Minta Dahlan Cek Daya Ingatnya
Sebentar Lagi, Indonesia Kebanjiran Tank Leopard
Ahok Tertusuk Saat Naik Reog Ponorogo
Mabes Polri Tak Tahu Pengawal Ketua KPK Mundur
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya