TEMPO.CO, Yekaterinburg - Udara dingin dan hujan salju ringan menemani aktivitas warga Yekaterinburg, Rusia, Rabu pagi, 7 November 2012. Namun suasana hangat terpancar dari sebuah kafe yang sudah dipenuhi pengunjung di pusat kota. Tak seperti biasanya, berbagai atribut Amerika Serikat menghiasi kafe. Bendera-bendera Amerika Serikat berukuran kecil menghiasi meja makan.
Kipas kertas, pamflet, stiker, pin, dan map bertuliskan "Election 2012" bertebaran di meja. Hidangan sandwich, brownies, kentang goreng lengkap dengan sausnya, teh, kopi, dan tentu saja minuman bersoda dalam gelas-gelas kertas berwarna merah dan putih disajikan tanpa henti. Alunan lagu-lagu instrumental dari grup musik Angkatan Laut Amerika Serikat menemani para pengunjung. Inilah cara warga Amerika merayakan pemilu mereka.
Tak hanya suasana kafe yang diubah ala Amerika. Para pengunjung pun diberi kesempatan merasakan suasana pemilu dengan memilih kandidat presiden melalui kertas suara yang dibagikan. Pengunjung bisa mencontreng nama pasangan calon presiden dan wakil presiden Barrack Obama-Joe Biden dari Partai Demokrat atau Mitt Romney-Paul Ryan yang jadi jagoan Partai Republik.
Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Yekaterinburg, yang menjadi penyelenggara acara, juga memasang kotak setinggi satu meter berlapis kertas merah-biru. Kotak ini dijadikan tempat pengumpulan suara di dekat pintu masuk. Tak perlu khawatir, acara mencontreng ini hanya permainan dan tidak akan masuk dalam penghitungan resmi.
Meski mengadakan acara khusus menyambut pemilu, kafe itu bukanlah tempat pemilihan suara. “Tentu saja ini bukan tempat pemilihan resmi. Kami hanya menyelenggarakan perayaan kecil-kecilan menyambut pemilu di negara kami. Lagi pula warga Amerika Serikat yang ada di kota ini sudah memberikan hak pilihnya,” kata Konsul Jenderal Amerika Serikat Michael Reinert kepada Tempo.
Reinert mengatakan, ada sekitar 30 warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Yekaterinburg. Mereka sudah memilih dengan menggunakan kertas suara yang dikirim melalui pos. “Kami tidak menggunakan fasilitas Internet atau e-mail karena dengan jalur pos ini memperkecil peluang terjadinya penipuan.”
Pemilu Amerika Serikat memang selalu mampu menarik perhatian warga dunia, termasuk ratusan orang yang datang memenuhi kafe yang sudah disulap bak kantor tim sukses kandidat presiden itu. Seminggu sebelumnya, Konsulat Jenderal menerbitkan undangan khusus bagi para pelajar dari beberapa universitas di Yekaterinburg untuk ikut meramaikan perayaan pemilu itu. Ratusan pelajar dan pengajar Rusia bercampur baur dengan warga negara Amerika Serikat di kafe itu dan membuat suasana lebih meriah.
Suasana kafe yang semarak jadi semakin riuh saat pengunjung kafe ikut bertepuk tangan menyambut siaran langsung di layar lebar yang menayangkan kemenangan Obama. “Untuk sementara, kita bisa lihat siapa yang menang. Obama bisa dikatakan akan kembali memimpin. Tapi, bagaimanapun, tetap harus menunggu pengumuman resmi dari hasil akhir penghitungan suara,” kata Reinert.
Kunci keberhasilan Obama adalah keberhasilan meraih kemenangan di negara bagian Ohio. Ohio adalah satu battleground utama bagi Republik dan Demokrat selain Virginia, Wisconsin, New Hampshire, Iowa, dan Colorado. Mendapatkan kemenangan di wilayah ini berarti memperbesar peluang untuk menang pemilu.
Posisi Obama sebelumnya sudah kuat setelah ia meraih kemenangan dengan mudah di kantong-kantong suara Demokrat, seperti California, New York, bahkan Michigan, yang merupakan tempat kelahiran Romney.
Kemeriahan di kafe siang itu seperti pesta kemenangan bagi pendukung Obama. Warga Amerika Serikat bersama warga negara lainnya larut dalam euforia kemenangan Obama. Prediksi kemenangan Obama dalam pemilu kali ini sebelumnya juga sudah menjadi percakapan umum, termasuk di antara para pelajar.
“Di sini situasi bisa makin sulit jika Romney yang menang. Dia pernah menyatakan Rusia adalah musuh nomor satu bagi Amerika. Itu sama saja membuka permusuhan dan itu buruk bagi perdamaian dunia. Tak perlu memberikan dukungan baginya,” ujar Muhammad Reza, mahasiswa Indonesia yang sudah dua tahun tinggal di Yekaterinburg.
Banjir dukungan termasuk dari para pengunjung kafe yang mayoritas warga Rusia terhadap Obama bisa jadi karena hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia selama ini terbilang cukup baik, meski sempat diwarnai ketegangan diplomatik terkait konflik di Suriah.
“Khusus untuk hubungan Amerika dan Rusia, masih terlalu awal untuk memberikan gambaran saat ini,” ujar Reinert. “Tapi, pada dasarnya, kami punya hubungan cukup baik dan berharap itu bisa dikembangkan.”
GABRIEL TITIYOGA (YEKATERINBURG)
Berita lain:
Pidato Kemenangan Obama Menggetarkan
Akui Kekalahan, Romney Ucapkan Selamat pada Obama
Obama Diminta Tidak Panaskan Konflik di Asia Timur
Kicau Kemenangan Obama Terpopuler Sepanjang Masa
Menang di Pilpres AS, Obama: "Four More Years"
Berita terkait
Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika
12 Februari 2024
Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaCapres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden
26 Mei 2023
Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.
Baca SelengkapnyaKanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika
23 Mei 2023
Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika
Baca SelengkapnyaTuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara
19 April 2023
Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun
Baca SelengkapnyaYevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina
30 November 2022
Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.
Baca SelengkapnyaKecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024
27 November 2022
Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.
Baca SelengkapnyaElon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya
8 November 2022
Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden
Baca SelengkapnyaBos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika
7 November 2022
Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.
Baca SelengkapnyaIni Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk
5 November 2022
Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.
Baca SelengkapnyaApa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia
3 November 2020
Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.
Baca Selengkapnya