TEMPO.CO, Havana - Pemerintah Kuba mengumumkan, Selasa, bahwa pihaknya akan menghilangkan pembatasan keimigrasian yang sudah berusia setengah abad. Dalam aturan itu, semua warga negara yang hendak ke luar negeri wajib mendapatkan exit visa dari negara, di samping visa dari negara tujuan.
Keputusan, yang mulai berlaku mulai 14 Januari, akan menghilangkan prosedur birokrasi yang sangat dibenci dan membuat banyak orang Kuba pindah ke luar negeri itu.
"Langkah-langkah ini benar-benar substansial dan mendalam," kata Kolonel Lamberto Fraga, wakil kepala Departemen Imigrasi Kuba. "Apa yang kami lakukan bukan hanya kosmetik."
Di bawah kebijakan baru yang diumumkan di harian Partai Komunis Granma, mereka yang hendak bepergian ke luar negeri hanya harus menunjukkan paspor dan visa dari negara tujuan.
Ini adalah kemajuan yang paling signifikan tahun ini dari rencana reformasi lima tahun Presiden Raúl Castro. Reformasi sebelumnya memungkinkan legalisasi penjualan rumah dan mobil dan peningkatan besar dalam jumlah orang Kuba yang memiliki bisnis swasta.
Migrasi adalah isu yang sangat dipolitisasi di Kuba. Hampir semua warga Kuba yang pergi ke Amerika Serikat enggan kembali ke negaranya. Granma menerbitkan sebuah editorial yang menyalahkan pembatasan perjalanan yang diberlakukan pada 1961 akibat upaya AS untuk menggulingkan pemerintah negara itu.
Namun, keputusan baru masih memberikan batasan. Orang tidak bisa mendapatkan paspor atau bepergian ke luar negeri tanpa izin jika mereka menghadapi tuduhan kriminal, jika perjalanan mempengaruhi keamanan nasional, atau jika keberangkatan mereka akan merusak upaya untuk menjaga tenaga kerja berkualitas di Kuba. Dokter, ilmuwan, dan anggota militer adalah di antara mereka yang menghadapi pembatasan.
CNN | TRIP B
Berita terkait
Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara
10 Oktober 2017
Gagal memimpin revolusi di Kongo, Che Guevara beralih ke Bolivia. Ia mati dieksekusi militer negara itu yang sudah dilatih Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaBolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara
10 Oktober 2017
"Setiap orang akan mati. Tapi pemikirannya, tidak," kata Presiden Bolivia, Evo Morales.
Baca SelengkapnyaObama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba
13 Januari 2017
Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi mencabut kebijakan bebas visa bagi imigran asal Kuba.
Baca SelengkapnyaUU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum
29 Desember 2016
Majelis Nasional Kuba (parlemen) menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan nama ataupun patung Fidel Castro di tempat-tempat publik.
Baca SelengkapnyaWasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan
5 Desember 2016
Tak boleh juga ada patung, monumen, atau taman yang dibangun untuk menghormatinya.
Baca SelengkapnyaAbu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba
4 Desember 2016
Tembakan salvo 21 kali mengiringi abu Fidel Castro memasuki tempat peristirahatan terakhirnya.
Baca SelengkapnyaIntel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro
28 November 2016
CIA pernah mengirim Marita Lorenz, mantan kekasih Castro,
untuk
membunuhnya. Bukannya menghabisi Castro, Lorenz malah bercinta
dengannya.
Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang
28 November 2016
Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan agar bendera Palestina dikibarkan setengah tiang untuk menghormati mantan Presiden Kuba Fidel Castro.
Baca SelengkapnyaKenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro
26 November 2016
Gorbachev mengatakan peran Fidel sebagai penguat bangsa masih besar dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaCastro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa
26 November 2016
Kalla mengatakan Castro adalah sahabat Indonesia yang baik pada masa Bung Karno.
Baca Selengkapnya