TEMPO.CO, Washington - Dalam debat calon presiden Amerika Serikat putaran pertama, calon Partai Republik, Mitt Romney, disebut-sebut "menang" atas Barack Obama. Ia menyoroti kebijakan ekonomi yang diambil selama empat tahun Obama memerintah, yang terbukti membuat ekonomi AS makin terpuruk dengan angka pengangguran meningkat. Jumlah keluarga miskin juga disebutnya meningkat.
Namun, situs berita ABC News mencatat, dalam sejumlah fakta yang disodorkan untuk memperkuat serangan masing-masing kubu, terdapat beberapa yang bersifat "fiksi" semata, alias tak terbukti kebenarannya.
Berikut ini di antaranya:
Soal Apa yang Dilakukan Romney Saat Jadi Gubernur
"Saya seperti itu di negara bagian yang saya pimpin (Massachusetts), saat menjelaskan tentang Partai Republik dan Demokrat bersatu dan bekerja sama dalam soal kebijakan kesehatan dan pendidikan," katanya.
Fakta: Michael Widmer, dari Massachusetts Taxpayer Foundation, mengatakan legislatif Massachusetts dan Romney sepakat semua orang di negara bagian itu diasuransikan. Mereka memiliki tujuan yang sama dan berhasil. Ya, Romney mengeluarkan ide, tapi legislatif membantu mewujudkannya. Apakah Obamacare berdasarkan rencana Romney? Bahwa Romney bekerja dengan legislatif, ya, tapi dia mempelopori dua bagian yang penting: mandat individu dan pergantian model perawatan kesehatan.
Widmer mengatakan legislatif awalnya sedikit "frustrasi" dengan Romney karena dia memerintah seperti "CEO" dan "tidak mengindahkan legislatif dan mereka membenci itu".
Dia mengatakan hal itu sangat berbeda dari pendahulunya yang sekarang mendapatkan dukungan yang besar, Bill Weld, yang melakukan pekerjaan dengan merangkul Demokrat di negara bagian itu.
Romney juga membual tentang Massachusetts menjadi nomor satu dalam pendidikan. Widmer mengatakan reformasi tersebut sebenarnya terjadi sepuluh tahun sebelumnya pada 1993 di bawah Weld.
Soal Kebijakan Pertambangan
Romney menyatakan, di bawah pemerintahan Obama, jumlah izin pengeboran dan izin di lahan pemerintah telah dipotong setengahnya. "Bapak Presiden, semua peningkatan eksplorasi gas alam dan minyak yang telah terjadi di lahan swasta. Tidak di tanah pemerintah. Pada tanah pemerintah, administrasi Anda telah memotong jumlah izin dan lisensi jadi setengahnya," kata Romney.
Fakta: Perkiraan itu tidak cukup faktual menurut data dari Biro Manajemen Pertanahan. Data lembaga itu menunjukkan bahwa jumlah izin pengeboran di lahan federal disetujui selama tahun fiskal Presiden Obama mengalami penurunan di suatu tempat antara 20 dan 37 persen dibandingkan dengan tahun sebelum ia menjadi presiden--bukan 50 persen seperti yang diklaim Romney.
Soal Kebijakan Kesehatan
Obama menyatakan sistem voucher yang diusulkan Romney akan membebani pensiunan US$ 6.000 per tahun karena voucher tidak akan serta-merta mengikuti inflasi kesehatan
Fakta: Angka ini didasarkan pada analisis usang dari reformasi Medicare yang diusung Paul Ryan.
Melihat pada rencana Ryan tahun 2011, Komisi Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan manula AS akan membayar lebih untuk perawatan kesehatan mereka di bawah rencana Ryan. CBO memproyeksikan, pada 2022, para senior akan membayar 61 persen dari biaya perawatan kesehatan mereka dibanding 27 persen saat ini.
Romney juga mengatakan sebanyak 20 juta orang akan kehilangan asuransi mereka saat Obamacare mulai berlaku tahun depan.
Fakta: klaim ini didasarkan pada laporan dari CBO. Lembaga Politfact menyatakan kesimpulan ini salah.
Soal Anggaran
Romney bilang belanja pemerintah berlebihan seperti Spanyol. "Saya tidak ingin melakukan seperti yang dilakukan Spanyol," katanya.
Fakta: apa yang dilakukan Obama sesuai dengan Index 2012 tentang kebebasan ekonomi yang dikeluarkan oleh Wall Street Journal dan Heritage Foundation. Pengeluaran pemerintah telah tumbuh menjadi 42,2 persen dari PDB, sedangkan di Spanyol belanja pemerintah telah meningkat ke tingkat yang ekuivalen dengan 45,8 persen dari PDB.
Kalau mau disamakan, AS dalam hal ini sama dengan Selandia Baru, Inggris, Jerman, Denmark, dan Belanda, yang ekonominya relatif stabil. Kuncinya tampaknya bukan pada apa yang dibelanjakan, tapi bagaimana menyeimbangkannya dengan defisit negara dan utang publik.
ABC NEWS | TRIP B
Berita terkait
Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika
12 Februari 2024
Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaCapres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden
26 Mei 2023
Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.
Baca SelengkapnyaKanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika
23 Mei 2023
Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika
Baca SelengkapnyaTuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara
19 April 2023
Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun
Baca SelengkapnyaYevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina
30 November 2022
Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.
Baca SelengkapnyaKecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024
27 November 2022
Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.
Baca SelengkapnyaElon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya
8 November 2022
Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden
Baca SelengkapnyaBos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika
7 November 2022
Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.
Baca SelengkapnyaIni Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk
5 November 2022
Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.
Baca SelengkapnyaApa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia
3 November 2020
Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.
Baca Selengkapnya