Tak Peduli Sanksi, Iran Lanjutkan Program Nuklir  

Reporter

Rabu, 3 Oktober 2012 15:50 WIB

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. AP/Bebeto Matthews

TEMPO.CO, Teheran - Iran akan tetap melanjutkan program nuklirnya kendati negara itu bakal menghadapi sanksi negara-negara Barat, termasuk berdampak pada melemahnya nilai mata uang, demikian pernyataan Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

"Kami tidak akan mundur dari isu nuklir," katanya dalam sebuah acara jumpa pers di Teheran, Selasa, 2 Oktober 2012.

"Jika ada seseorang berpikir bahwa mereka sanggup menekan Iran, maka mereka benar-benar salah dan mereka harus mengoreksi kebiasaannya," ujarnya.

Pernyataan Ahmadinejad itu disampaikan terkait dengan akselerasi menurunnya nilai mata uang Iran yang sekarang terjun bebas hingga 80 persen dibandingkan dengan penguatan nilai mata uangnya setahun lalu yang hanya turun 17 persen.

Pada sesi perdagangan mata uang, Selasa, riyal (mata uang Iran) ditutup dengan nilai 36,100 dibandingkan dolar Amerika Serikat.

Ahmadinejad mengatakan spekulasi merupakan bagian dari sebuah peperangan ekonomi Barat melawan Republik Islam Iran dan "sebuah perang psikologis terhadap pasar uang."

Iran, katanya lagi, memiliki cadangan mata uang asing yang cukup. Cadangan tersebut diperkirakan mencapai US$ 100 milyar (Rp 962 triliun) pada akhir tahun lalu. "Semuanya berkat lonjakan harga ekspor minyak Iran," kata Ahmadinejad.

Pada bagian lain, Gedung Putih, Selasa, mengatakan para pemimpin Iran saling tuding atas anljoknya nilai mata uang mereka akibat sanksi Amerika Serikat dan internasional yang dipicu oleh semangat Teheran mengembangkan program nuklir.

Juru bicara Gedung Putih, Jay Camey, mengatakan kondisi ekonomi Iran akan cepat memburuk yang juga disebabkan oleh meroketnya harga sembilan bahan pokok di sana. Hal ini merupakan isyarat bahwa pemerintahan Teheran "dalam tekanan."

"Rakyat Iran mengetahui siapa yang mesti bertanggung jawab atas kondisi ekonomi tersebut," ujarnya.

Kementerian Keuangan Amerika Serikat memperkirakan penghasilan Iran akan terpangkas hingga US$ 5 milyar (Rp 48 triliun) per bulan akibat kebijakan ekonomi Barat.

Dalam konferensi media, sikap Ahmadinejad sedikit mengendur sejak menghadiri Sidang Umum PBB di New York. Menurut dia, Iran bisa saja mempertimbangkan melakukan perundingan langsung dengan Amerika Serikat soal isu nuklir.

"Perundingan langsung sangat mungkin, tetapi tergantung pada kondisinya. Saya tidak berpikir kondisi seperti apa, melainkan harus didasarkan pada keterbukaan dan saling menghargai." Dia melanjutkan, "Saya rasa situasi ini bukanlah masa lalu hubungan antara Iran dan Amerika Serikat."

Kelompok garis keras mengritik Ahmadinejad atas sikapnya yang membuka pintu kemungkinan melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat. Mereka juga mengritik mengenai kondisi ekonomi Iran.

Ketua Kamar Dagang Teheran, Yahya Ale-Eshagh, seperti dikutip kantor berita Mehr, mengatakan kondisi (melemahnya) mata uang seperti ini akibat sanksi internasional. Dia juga mengatakan, "Seseorang yang tidak sanggup mengatasi kondisi seperti ini seharusnya tidak melanjutkan pekerjaannya (mundur dari jabatannya)."

Mohammad Bayatian, anggota parlemen di komisi industri dan tambang, seperti diunggah website parlemen icana.ir, mengatakan bahwa parlemen sedang mempersiapkan petisi pertanyaan kepada Presiden. Dia mengatakan petisi itu disampaikan karena Presiden dianggap tidak memperhatikan pertanyaan parlemen atas konfisi pasar mata uang.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita populer:
Ayah Alawi Belum Maafkan Fitrah

Ini Utang-utang BUMI

Besok, 2 Juta Buruh Mogok Kerja

Bos Bumi Emosi Waktu Curhat Konflik Perusahaan

Pemerintah Siapkan ''Pengganjal'' Jokowi

Berita terkait

Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat  

4 Desember 2012

Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat  

Amerika Serikat berkali-kali menyusup ke wilayah udara Iran.

Baca Selengkapnya

Alasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS

9 November 2012

Alasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS

Iran membenarkan klaim Pentagon bahwa pesawat tanpa awak Predator milik Amerika Serikat ditembaki oleh pesawat tempur mereka.

Baca Selengkapnya

Iran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas

9 November 2012

Iran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas

Beheshti menulis di dalam blognya bahwa dia diancam penguasa.

Baca Selengkapnya

Rusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel

11 Oktober 2012

Rusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel

Ia juga menyatakan tidak ada bukti bahwa Republik Islam mengembangkan senjata nuklir.

Baca Selengkapnya

Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran

10 Oktober 2012

Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran

Pemimpin spiritual Iran menyatakan Barat berbohong soal sanksi ekonomi akan dicabut jika negara itu menghentikan program nuklirnya

Baca Selengkapnya

Nilai Mata Uang Iran Terjungkal  

4 Oktober 2012

Nilai Mata Uang Iran Terjungkal  

Sanksi ekonomi dituding menjadi penyebab anjloknya nilai mata uang Iran hingga 40 persen.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Prancis di Iran Diserang Massa  

3 Oktober 2012

Kedutaan Prancis di Iran Diserang Massa  

Unjuk rasa berlangsung tiba-tiba sehingga tak ada tambahan polisi untuk mengawal kedutaan. Dia mengatakan para demonstran meneriakkan, "Allahu Akbar".

Baca Selengkapnya

Penyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad  

3 Oktober 2012

Penyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad  

Presiden Iran menuduh kubu oposisi turut memperburuk krisis atas riyal.

Baca Selengkapnya

Pejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail  

1 Oktober 2012

Pejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail  

Layanan Gmail telah kembali bisa dinikmati sejak Minggu malam.

Baca Selengkapnya

Ahmadinejad Pidato di PBB, Delegasi AS Walk Out  

27 September 2012

Ahmadinejad Pidato di PBB, Delegasi AS Walk Out  

Amerika Serikat menuduh Ahmadinejad paranoid.

Baca Selengkapnya