TEMPO.CO, Washington - Gedung Putih mengkonfirmasi telah menjadi sasaran serangan cyber. Namun peretas hanya berhasil membongkar jaringan yang tak begitu vital.
Seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media Amerika Serikat bahwa tidak ada indikasi data yang hilang atau terhapus.
Sebuah kelompok bernama Free Beacon melaporkan peretasan terkait dengan pemerintah Cina. Gedung Putih tidak mengatakan jika serangan itu berasal dari Cina, dan menyebutnya baru percobaan peretasan yang dikenal di dunia maya sebagai spear-phishing.
Peretasan ini bekerja dengan mengirimkan e-mail palsu yang terlihat seperti korespondensi yang sah dengan link atau lampiran file ke situs web berbahaya.
"Jenis-jenis serangan ini sering terjadi dan kami memiliki langkah-langkah mitigasi mencegahnya," kata pejabat yang tidak berwenang untuk berbicara pada Associated Press dan media AS lainnya.
Peretas asal Cina meningkat di kantor-kantor pemerintah AS, termasuk Pentagon. "Upaya mereka terhadap Departemen Pertahanan adalah konstan," kata Laksamana Samuel Cox.
Pada tahun 2011, Google menyalahkan peretas Cina untuk upaya phishing terhadap akun Gmail beberapa ratus orang, termasuk pejabat pemerintah senior dan personil militer AS. November itu, pejabat senior intelijen AS untuk pertama kalinya secara terbuka menuduh Cina secara sistematis mencuri data berteknologi tinggi untuk keuntungan mereka sendiri.
BBC | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya