Clinton Menduga Al-Qaidah Terlibat Serangan di Libya

Reporter

Kamis, 27 September 2012 15:56 WIB

Kantor Konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya terbakar. REUTERS/Esam Al-Fetori

TEMPO.CO, New York - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, menduga ada kaitan antara cabang al-Qaidah di Afrika Utara dan penyerangan kantor Konsulat Amerika di Benghazi, Libya.

Clinton merupakan pejabat tinggi Abang Sam pertama yang menghubungkan al-Qaidah dengan insiden yang menewaskan duta besar Amerika untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga warga sipil itu.

Berbicara dalam pertemuan tingkat tinggi mengenai krisis di wilayah Sahel barat, Afrika Utara, Clinton mengingatkan sejumlah wilayah tak bertuan di gurun pasir itu telah dimasuki milisi yang menciptakan ketidakstabilan.

“Untuk beberapa waktu, al-Qaidah di negara-negara Magribi dan kelompok-kelompok lainnya melakukan penyerangan dan penculikan dari Mali utara hingga negara-negara tetangganya,” ujar Clinton dalam pertemuan yang digelar Sekjen PBB Ban Ki-moon itu, Rabu, 26 September 2012.

Menurut Clinton, dengan kebebasan bermanuver di wilayah itu, kelompok teroris ingin memperluas jaringan dan jangkauannya ke segala arah. “Mereka bekerja dengan kelompok ekstremis lainnya untuk merongrong transisi demokratis yang berlangsung di Afrika Utara, seperti yang kita lihat secara tragis di Benghazi,” kata dia.

Sejumlah laporan menyatakan Clinton secara eksplisit mengatakan al-Qaidah berada di balik penyerangan pada 11 September lalu itu. Sebelumnya, Clinton memang menyatakan insiden itu merupakan serangan teroris, tetapi Kementerian Luar Negeri membantah Clinton telah mengatatakan al-Qaidah berada di balik penyerangan itu.

“Jangan membaca lebih dari apa yang sebenarnya dikatakan Menteri Luar Negeri,” kata seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Amerika.

Teka-teki mengenai siapa di balik penyerangan itu memang belum terjawab. Biro Penyelidik Federal (FBI) menginvestigasi penyerangan itu, sedangkan Clinton sendiri melakukan tinjauan resmi apakah tindakan pengamanan telah diambil saat itu.

ASIAONE | NEW YORK TIMES | SAPTO YUNUS


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya