Suu Kyi Minta AS Mulai Cabut Sanksi Ekonomi

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Rabu, 19 September 2012 08:12 WIB

Aung San Suu Kyi. REUTERS/Cathal McNaughton

TEMPO.CO, Washington - Pemimpin pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi melakukan kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat dalam empat dekade ini. Ia mendesak Washington untuk mulai mencabut sanksi ekonomi yang tersisa, yang disebutnya membantu menekan pemerintah otoriter untuk memungkinkan kebebasan jauh lebih besar.

"Saya pikir kami harus mulai untuk mengambil tanggung jawab atas nasib kami sendiri," kata Suu Kyi saat berpidato di Institute of Peace setelah dia bertemu Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton di kantor Departemen Luar Negeri. "Kita seharusnya tidak bergantung pada sanksi AS untuk menjaga momentum bagi demokrasi."

Clinton dengan hangat memperkenalkan dan memeluk Suu Kyi sebelum pidato. Wanita yang menghabiskan belasan tahun hidupnya di penjara junta militer ini akan berada di AS selama 17 hari.

Suu Kyi sebelumnya mendesak pemerintahan Obama untuk menunggu tanda-tanda bahwa penguasa baru Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, sepenuhnya berkomitmen untuk melakukan reformasi demokratis. Gedung Putih, yang telah memungkinkan perusahaan-perusahaan AS untuk melanjutkan investasinya di Myanmar, kini menimbang apakah akan mencabut larangan impor.

"Kami belum pada akhir dari perjuangan kami," katanya. "Tapi ada harapan yang lebih baik. Kami telah melewati rintangan pertama. Ada banyak rintangan lain untuk disingkirkan."

Dia memuji pemerintah Myanmar untuk melepaskan beberapa ratus tahanan pekan ini, termasuk 90 orang tahanan politik. "Kami menghitung, sekitar 200 tahanan politik masih dipenjara," katanya. "Semua harus dibebaskan."

Dia mengatakan negaranya merupakan salah satu negara termiskin di Asia dan membutuhkan "bantuan praktis" dari AS. "Kami membutuhkan bantuan besar dalam pendidikan, kesehatan, dan dengan membangun lembaga-lembaga demokrasi," katanya.

Dalam pengantarnya, Clinton mengulangi keprihatinan AS mengenai nasib para tahanan politik di negara itu dan kekerasan terhadap kelompok etnis. "Proses reformasi harus terus berjalan," katanya.

Suu Kyi akan pergi ke Capitol Hill untuk menerima Medali Emas Kongres, yang diterimanya secara in absentia pada tahun 2008, ketika dia masih di bawah tahanan rumah. Ia juga diharapkan untuk mengunjungi Gedung Putih.

Minggu depan, Presiden Myanmar Thein Sein juga dijadwalkan bertemu dengan Clinton setelah ia tiba di New York untuk acara tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Thein Sein mulai melakukan reformasi di negaranya, namun pendukung demokrasi masih belum pasti seberapa jauh ia akan melakukannya.

LOS ANGELES TIMES | TRIP B

Terpopuler
Begini Nasib Keluarga Pembuat Film Anti-Islam

Kubu Foke Bantah‘Haiya Ahok’Direncanakan

Kalla: Jadi Gubernur Jakarta Tak Susah-Susah Amat

Beri Masukan Jokowi, ProJakarta Undang Jusuf Kalla

Jokowi dan Foke Dituding Manipulasi Dana Kampanye

Pembocor Ijazah Palsu Paku Alam IX Segera Diusut

iPhone 5 Punya Keyboard Laser?





Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya