AS Kirim Kapal Perang ke Timur Tengah

Reporter

Kamis, 13 September 2012 18:36 WIB

Presiden Amerika Serikat Barack Obama. REUTERS/Jessica Rinaldi

TEMPO.CO, Tripoli - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, berjanji akan menemukan dan menghukum pelaku penyerangan terhadap gedung konsulat AS dan pembunuhan Dubes AS di Benghazi, Libya Timur, Selasa malam waktu setempat, 11 September 2012.

Konsulat Amerika ini diserang dengan senjata berat, yang menyebabkan gedung terbakar dan rusak parah. Akibat serbuan brutal tersebut, Duta Besar AS untuk Libya Christopher Stevens dan tiga stafnya tewas, berikut lima orang luka-luka.

Rusuh berdarah itu langsung dijawab Obama dengan mengirimkan dua kapal perusak ke pantai Libya. Beberapa pejabat AS membenarkan pengiriman itu kepada Al Jazeera. Menurutnya, AS mempersiapkan pengiriman satu unit pasukan khusus dari detasemen anti-teror korps marinir. "Pasukan itu untuk memperkuat pengamanan diplomat di sana," ujar mereka.

Detasemen Marines' Fleet Anti-Terrorism Security Team (FAST) merupakan pasukan khusus reaksi cepat yang dilatih untuk diterjunkan di luar negeri guna pengamanan staf pemerintahan.

Berbicara di Gedung Putih, Rabu pagi waktu setempat, 12 September 2012, Obama berjanji bahwa pengiriman pasukan ini tidak akan "melepas ikatan" antara AS dan Libya. Dia mengutuk serangan ke konsulat AS di Benghazi, Libya Timur, dengan menyebut sebagai sesuatu yang "keterlaluan dan mengejutkan." Obama juga memerintahkan peningkatan keamanan seluruh pos diplomatik AS di seluruh dunia.

"Tak ada kekerasan yang sanggup mengguncangkan Amerika Serikat," ujarnya, Rabu, menjelang keberangkatannya ke Las Vegas, Nevada, untuk kampanye Pilpres 2012. Obama melanjutkan, "Kami tidak akan terhalang, kami akan tetap maju sebab dunia membutuhkan kami. Kami salah satu kekuatan yang diperlukan di dunia ini."

Serangan di Benghazi dan Kairo, Mesir, dipicu oleh cuplikan video film produksi oleh Sam Bacile, seorang pengusaha properti Yahudi di California. Film tersebut dianggap melukai hati umat Islam karena menghina Nabi Muhammad.

Presiden sementara Libya Mohammed el-Megarif, sudah meminta maaf kepada AS, atas kejadian yang dia sebut sebagai "serangan pengecut". Beberapa penjaga keamanan Libya juga tewas dalam insiden itu.

Dia mengucapkan belasungkawa kepada Amerika Serikat dan berjanji membawa pelaku penyerangan ke pengadilan. "Kami meminta maaf kepada Amerika, rakyat Amerika, dan seluruh dunia," kata Megarif.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita Terpopuler:
Tewas Gara-gara Perbesar Penis dengan Silikon

Alasan Indonesia Terpilih Tuan Rumah Miss World

Meriah Halal Bihalal Jokowi di Kelapa Gading

Apa Beda iPhone 5 dengan Samsung Galaxy S III

KONI Minta PSSI Djohar Jangan Seperti Anak-anak

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya