TEMPO.CO, Washington - Gedung Putih, Selasa, 11 September 2012, menegaskan Presiden Barack Obama tidak akan bertemu dengan Benjamin Netanyahu selama kunjungan Perdana Menteri Israel itu bulan ini di Amerika Serikat. Hal ini ditegaskan pejabat Israel yang menolak disebutkan namanya.
Pemimpin Israel itu dijadwalkan mengunjungi Amerika Serikat untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB. Menirukan pejabat Gedung Putih, ia menyatakan, "Jadwal Presiden (Obama) tidak memungkinkan untuk itu."
Juru bicara Gedung Putih, Tommy Vietor, membantah Netanyahu pernah meminta waktu bertemu dan mereka menolak. Sebaliknya, ia menyatakan kedua pemimpin itu akan menghadiri sidang Majelis Umum pada hari yang berbeda dan tidak akan berada di New York pada saat yang sama.
Perbedaan AS-Israel semakin jelas dan hal ini dimanfaatkan calon presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, untuk melancarkan serangan pada Obama atas kebijakan luar negerinya, terutama dalam menyikapi Israel.
Netanyahu memiliki hubungan yang tegang dengan Obama, tapi mereka telah bertemu pada setiap kesempatan, kecuali dalam satu perjalanannya ke AS sejak 2009. Presiden tengah melakukan kunjungan ke luar negeri ketika Perdana Menteri Israel datang ke Amerika Serikat pada November 2010.
Menurut analis, penolakan Obama untuk bertemu Netanyahu berdampak besar bagi Obama yang berusaha mempertahankan masa jabatan kedua dalam pemilihan umum 6 November. Romney telah menuduh Obama terlalu keras terhadap Israel dan tidak cukup keras terhadap Iran.
Obama dan Netanyahu, menurut Gedung Putih, menegaskan kembali "satu tekad" untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir dan untuk melanjutkan konsultasi mereka. Tapi, analis menyebutkan peringatan Netanyahu soal "garis merah" AS menginginkan Obama lebih tegas pada Teheran.
REUTERS | TRIP B
Berita lain:
Inilah Daftar 10 Universitas Terbaik di Dunia 2012
Afridi Dipaksa Makan Bak Anjing di Penjara
Baral, Pemutaran Film Kontroversi tentang Islam
Ribut Biaya Operasional Monumen 9/11
Negara Ini Menolak untuk Jualan Coca-Cola
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya