Pentagon 'Gertak' Penulis Buku Operasi Bin Laden  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Senin, 3 September 2012 12:08 WIB

Sampul Buku No Easy Day (kiri) dan foto Osama bin Laden. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Washington - Pentagon menggertak penulis buku penangkapan Osama bin Laden dan mengancam bakal melakukan tindakan hukum. Penulis buku ini dianggap membocorkan informasi yang mencederai sumpah prajuritnya dan melanggar hukum federal.

Seorang mantan personel Navy SEAL disebut-sebut sebagai penulis buku yang berisi versi lain cerita di balik serangan rumah persembunyian bin Laden. Ia termasuk dalam tim elite yang beranggotakan prajurit pilihan dalam operasi itu.

Dalam surat yang ditujukan kepada Mark Owen, nama pena dari penulis buku bernama asli Matt Bissonnette, pejabat Pentagon Charles Johnson menulis lembaganya sedang mempertimbangkan menempuh semua jalur hukum terhadap Owen dan penerbitnya, Penguin Putnam.

"Menurut penilaian dari Departemen Pertahanan, Anda melakukan pelanggaran material dan pelanggaran terhadap perjanjian menjaga rahasia yang Anda tandatangani. Sosialisasi publik lebih lanjut dari buku Anda akan memperburuk pelanggaran dan pelanggaran perjanjian Anda," tulis Johnson.

Buku berjudul No Easy Day berkisah tentang saat-saat mencekam serangan Navy SEAL ke kompleks persembunyian bin Laden di Pakistan tahun lalu yang berakhir dengan kematian buron nomor satu AS itu. Namun, sejak sebelum diluncurkan, buku ini telah memicu kontroversi. Pasalnya, selama ini anggota unit elite biasanya tidak membocorkan detail operasi mereka.

Meskipun menggunakan nama samaran, tapi akhirnya nama asli si penulis terungkap. Diadiduga sebagai Bissonnette. Ia menulis dalam bukunya bahwa ia adalah bagian dari sebuah tim yang diberi tugas khusus menggerebek bin Laden di persembunyiannya.

"Kami lima langkah sebelum bin Laden ketika terdengar suara tembakan, dor..dor. Aku tidak tahu dari posisiku apakah tembakan itu mengenai target atau tidak," tulisnya.

Bissonnette menggambarkan bagaimana ia dan anggota SEAL lain memasuki ruangan dan melihat pria berpakaian dalam putih tanpa lengan t-shirt, celana cokelat longgar, dan tunik cokelat tengah meregang nyawa. Dialah pemimpin terkenal Al-Qaeda, Osama bin Laden.

Ia menyatakan tim menemukan dua senjata api kosong di rumah itu. Ia mengatakan dengan sangat yakin bin Laden tampaknya "tidak menyiapkan pembelaan" dan bahkan "tidak berniat melawan."

Catatannya bertentangan dengan pernyataan seorang pejabat Amerika Serikat yang menyatakan bin Laden melawan saat hendak ditangkap. "Dia tidak membawa pistol di tangan, tetapi menimbulkan suatu ancaman," menurut pejabat AS.

CNN | TRIP B



Terpopuler:
Iran-Korut Sepakat Kerja Sama Bidang Teknologi

Mantan Marinir Umbar Tembakan di Supermarket

Gempa 7,9 SR Guncang Filipina, Potensi Tsunami

Yordania Pulangkan Pengungsi Suriah

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya