Ada Gerakan "Anti-Obama" dalam Militer AS?

Reporter

Editor

Rabu, 22 Agustus 2012 21:56 WIB

Jenderal Martin Dempsey

TEMPO.CO , Washington - Secara tak tersirat, muncul gerakan anti-Obama di kalangan militer Amerika Serikat. Hal ini mencuat dalam wawancara antara pejabat tinggi militer Amerika Serikat dengan Fox News yang mengkritik sekelompok mantan militer dan intelijen yang berkampanye agresif menolak pencalonan kembali Presiden Obama. Ia menyatakan "kecewa" oleh aktivitas politik tersebut, yang disebutnya "tidak berguna."

Para mantan agen CIA, Navy SEAL, dan anggota militer lainnya baru-baru ini merilis sebuah iklan yang panjang yang mengkritik Obama atas bocornya informasi keamanan. Mereka juga menyebut Obama "menumpang banyak popularitas" dari serangan SEAL di Pakistan yang menewaskan Usamah bin Ladin.

"Jika seseorang menggunakan seragam, seragam apapun, untuk politik partisan, saya kecewa karena saya pikir itu tidak mengikis ikatan kepercayaan yang kita miliki dengan warga Amerika," kata Kepala Staf Gabungan, Jenderal Martin Dempsey, dalam sebuah wawancara dengan Fox News, sepulang dari perjalanan ke Afghanistan dan Irak.

Dempsey merupakan pejabat militer paling senior yang secara terbuka mengemukakan pernyataan tajam terhadap kelompok ini. Ia membandingkannya dengan kelompok "Swift Boat" yang menyerang John Kerry dalam pencalonan presiden tahun 2004.

"Apakah kritik mereka valid? Saya tidak akan mengomentari itu," kata Dempsey, sebelum menaiki pesawat militer C17 untuk kembali dari lawatan Timur Tengah-nya. "Apakah itu berguna? Tidak, itu tidak berguna. Ini tidak berguna bagi saya."

Dempsey mengatakan hal terpenting adalah bahwa militer harus tetap apolitis, bukan berpolitik. "Itulah cara kita untuk tetap dalam ikatan kepercayaan dengan warga Amerika," kata Dempsey. "Orang tidak ingin kita menjadi kelompok lain dengan minat tertentu. Mereka tidak menginginkan hal itu. Bahkan saya pikir itu membingungkan mereka."

Tapi Scott Taylor, salah satu mantan Navy SEAL di balik kampanye ini, menanggapi larangan berpolitik hanya bagi militer aktif. "Kami memiliki hak Amandemen Pertama kami," kata Taylor. "Kami berjuang untuk mereka, dan kita akan terus melakukannya."

Kelompok yang menamakan diri OPSEC meluncurkan video berdurasi 22 menit pada website mereka pekan lalu dan berjanji untuk mengudara dengan iklan TV pada bulan September. Dalam video tersebut, pensiunan agen CIA dan personel intelijen lainnya menunjukkan pemerintah telah sengaja membocorkan rincian keamanan untuk kepentingan politik, dan secara khusus mengkritik presiden atas penanganan publik dari serangan yang menewaskan bin Ladin.

"Bapak Presiden, bukan Anda yang membunuh Usamah bin Ladin. Amerika yang melakukannya," kata mantan personel Navy SEAL, Ben Smith, dalam video itu.

FOX NEWS | TRIP B

Terpopuler
Manfaat Hubungan Intim Tanpa Kondom bagi Istri

Banding KPK Vonis Nunun Ditolak

Sriwijaya Air Tak Tahu Pesawatnya Delay

Arsenal Bidik Jesus Navas

Polisi Masih Periksa Pembawa 14 Airsoft Gun

Obama Terima Ancaman Pembunuhan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya