TEMPO.CO , Johannesburg - Tiga puluh empat orang tewas dalam bentrokan antara polisi dan penambang di Afrika Selatan. Polisi melepaskan tembakan setelah gagal membubarkan pemogok yang bersenjata dengan klub dan parang di tambang Marikana.
Tambang platinum Lonmin berada di tengah-tengah perselisihan pembayaran, diperburuk oleh ketegangan antara dua serikat pekerja. Insiden ini adalah salah satu operasi polisi paling berdarah sejak apartheid.
Kekerasan telah menewaskan puluhan orang, termasuk dua petugas polisi, sejak pemogokan itu dimulai pekan lalu.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma telah mempersingkat lawatannya ke Mozambique untuk mengunjungi tambang, yang terletak sekitar 100 km barat laut Johannesburg.
Pemogokan ini dipicu oleh permintaan untuk upah yang lebih baik. Dan - bersenjatakan tombak dan parang - pekerja mendatangi lokasi pertambangan.
Serikat tradisional di daerah tersebut, NUM, adalah sekutu utama Kongres Nasional Afrika. Dukungan mereka sangat penting untuk Presiden Jacob Zuma dalam perjuangannya untuk mempertahankan posisinya dalam pemilu Desember ini.
Banyak pihak membandingkan tragedi ini dengan Sharpeville ketika polisi menembaki warga pada tahun 1960, yang mengawali perjuangan bersenjata. Perbandingan ini tampaknya berlebihan, namun insiden ini adalah paling suram sejak akhir apartheid.
CNN | TRIP B
Berita terkait
Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi
22 Januari 2018
Seorang wanita hamil di Afrika Selatan yang meninggal dunia saat kandungannya berusia 9 bulan dilaporkan melahirkan bayinya 10 hari kemudian.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia
23 Juni 2017
Seekor domba lahir dengan tubuh bagian atas mirip manusia sehingga membuat gempar ribuan warga desa Lady Frere di Afrika Selatan.
Baca SelengkapnyaSaham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan
31 Maret 2017
Di pasar valuta asing, nilai mata uang Rand Afrika Selatan dikabarkan turun hingga lima persen.
Baca SelengkapnyaAhmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat
28 Maret 2017
Aktivis anti-apartheid Afrika Selatan, Ahmed Kathrada, yang pernah dipenjara selama 26 tahun bersama Nelson Mandela, meninggal Selasa pagi, 28 Maret 2017.
Baca SelengkapnyaAtap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan
3 Maret 2017
Sebanyak 2 pasien, 2 pekerja konstruksi, dan 1 staf rumah sakit berhasil diselamatkan serta hanya luka ringan.
Baca SelengkapnyaSentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan
28 Februari 2017
Sentimen anti-imigran kembali merebak di Afrika Selatan. Rumah imigran dibakar, terjadi penjarahan hingga ancaman.
Baca SelengkapnyaNyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...
8 November 2016
Seorang tanpa rasa iba terus menekan tubuh dan kepala remaja dengan menggunakan penutup peti mati.
Baca SelengkapnyaIstri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal
12 Oktober 2016
Seorang wanita yang baru menikah terkejut ketika untuk pertama kali melihat organ intim milik suaminya.
Baca SelengkapnyaBocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa
20 Agustus 2016
Bocah laki-laki berusia 6 tahun tewas setelah berusaha mencoba menghentikan seorang pria yang akan memperkosa ibunya.
Baca SelengkapnyaNelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun
16 Mei 2016
Nelson Mandela adalah Presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Mantan agen CIA mengaku CIA di balik pemenjaraan Mandela selama 27 tahun.
Baca Selengkapnya