TEMPO.CO , Quito - Sejauh ini masih belum jelas betul bagaimana Julian Assange, pemilik dan pendiri WikiLeaks, yang meminta suaka politik di Kedutaan Besar Ekuador di London, akan pergi ke Ekuador jika ia mendapat suaka politik dari negara itu.
Berdasarkan konvensi diplomatik, kepolisian Inggris tidak bisa memasuki Kedutaan Besar Ekuador tanpa persetujuan Pemerintah Ekuador. Tapi Assange juga tidak bisa boarding pesawat ke bandar udara, tanpa melalui jalanan di London dan memungkinkannya bisa tertangkap.
Presiden Ekuador, Rafael Correa, bulan lalu bertemu dengan ibu Assange. Ibunya melakukan perjalanan ke negara-negara di Amerika Selatan yang tergabung dalam Andean Country (Bolivia, Ekuador, Kolombia, dan Peru) untuk memohon agar permintaan suaka politik anaknya dikabulkan.
Menteri Luar Negeri Ekuador Ricardo Patino juga telah bertemu dengan mantan hakim Spanyol, Baltasar Garzon, yang ditunjuk menjadi Kepala Tim Legal Assange.
Sampai saat ini, juga masih tidak jelas, mengapa Assange, warga negara Australia, memilih Ekuador. Tapi ia pernah mewawancarai Correa di online pada Mei. Dalam wawancara itu memang tampak ketidaksukaan keduanya terhadap kebijakan luar negeri Pemerintah Amerika Serikat dan "pertunjukan" media-media besar.
“Bergembiralah. Selamat datang di klub orang-orang yang teraniaya,” kata Correa kepada Assange di akhir wawancara selama 25 menit itu.
Pilihan Assange ke Ekuador itu telah menimbulkan berbagai kritik tajam dari para pendukungnya dan menimbulkan badai berita di media-media. Assange yang menjadi pelopor perjuangan global untuk kebebasan media tapi malah meminta suaka politik kepada pemerintahan yang memiliki badan pengawas untuk membasmi media yang berani mengkritik.
Sama seperti presiden di negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Bolivia Evo Morales, Correa adalah pengecam keras terhadap apa yang mereka sebut sebagai imperialisme Amerika Serikat.
Correa mengusir Duta Besar Amerika Serikat untuk Ekuador pada 2011 setelah kabel diplomatik Amerika Serikat bocor dan dimuat di WikiLeaks. Kabel diplomatik itu menyebut-nyebut bahwa pemerintahan Correa menutup mata terhadap korupsi di kepolisian.
Pada 2007, Correa menolak memperpanjang penggunaan pangkalan udara Manta untuk menjadi pangkalan penerbangan pembasmian narkotika.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.