TEMPO.CO , Kathmandu - Nepal melarang sekolah di negeri itu menggunakan nama Barat seperti Oxbridge, White House, dan NASA. Alasannya, mereka khawatir sistem pendidikan ini akan membuat siswa kehilangan budaya Nepal-nya.
"Kami telah menginformasikannya ke sekolah-sekolah untuk mengubah nama mereka dengan nama Nepal. Ini jelas tertulis dalam undang-undang tetapi beberapa sekolah masih melanggarnya," kata juru bicara kementerian pendidikan, Janardan Nepal.
"Mereka diberikan cukup waktu untuk mengubah nama. Hal itu tak membutuhkan waktu lama," kata Nepal, tanpa menentukan batas waktu.
Nepal bergantung pada pemerintah asing dan lembaga bantuan untuk sekitar 25 persen dari anggaran pendidikan mereka, yang nilainya mencapai US$ 715 juta. Salah satu cara menutup kekurangan biaya operasional sekolah adalah dengan menarik lebih banyak siswa. Para orang tua lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah dengan nama Barat.
Diperkirakan sebanyak 250 sekolah menengah di Kathmandu dinamai tokoh-tokoh atau lembaga di Eropa dan AS, seperti "Einstein Academy" dan "Pentagon College."
NEWS YAHOO | TRIP B
Berita terkait
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest
9 Mei 2017
Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi
Baca SelengkapnyaPendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest
6 Mei 2017
Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.
Baca SelengkapnyaTradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri
21 Desember 2016
Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.
Baca SelengkapnyaEks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal
3 Agustus 2016
Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.
Baca SelengkapnyaNepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama
29 Oktober 2015
Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.
Baca SelengkapnyaKado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa
1 September 2015
Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.
Baca SelengkapnyaPria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...
28 Juli 2015
Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.
Baca SelengkapnyaDi Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal
12 Juli 2015
Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.
Baca SelengkapnyaGempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun
25 Juni 2015
Cadangan devisa Nepal aman.
Baca SelengkapnyaSekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat
31 Mei 2015
Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.
Baca Selengkapnya